Kamis, 15 Mei 2025

MENGATUR JARINGAN LINUX : KONFIGURASI IP, DHCP, DAN GATEAWAY

Mengatur Jaringan Linux: Konfigurasi IP, DHCP, dan Gateway

 


 

Disusun Oleh:

NAUFAL ALIF PRASETYA                                     (24051204126)

MALIQ RAFALDO                                                    (24051204125)

JEEHAN KAMILA MUZAKY                                   (24051204122)

ALFINO JAUHAR                                                      (24051204118)

RAFAEL BRYAN ALFREDO                                   (24051204114)

GERIZT GEOVANY SARAGIH SUMBAYAK         (24051204117)


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah mendorong kebutuhan akan jaringan komputer yang andal dan efisien di berbagai sektor, baik pendidikan, pemerintahan, maupun industri. Jaringan komputer memegang peranan penting dalam mendukung pertukaran data dan komunikasi antar perangkat, sehingga pengelolaan jaringan menjadi salah satu aspek yang sangat diperhatikan dalam infrastruktur teknologi informasi saat ini. Dalam implementasinya, sistem operasi Linux sering dipilih sebagai pondasi utama server jaringan karena sifatnya yang stabil, fleksibel, dan bersifat open source, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna

Salah satu keunggulan Linux terletak pada kemampuannya dalam melakukan konfigurasi jaringan secara mendalam melalui antarmuka berbasis teks. Pengaturan jaringan pada Linux meliputi berbagai aspek penting, di antaranya adalah konfigurasi alamat IP, pengelolaan layanan DHCP, serta penentuan gateway sebagai penghubung antar jaringan.

Proses konfigurasi ini membutuhkan pemahaman yang baik mengenai struktur file sistem Linux, perintah-perintah dasar, serta konsep dasar jaringan komputer agar dapat berjalan dengan optimal dan sesuai harapan

Konfigurasi IP address, DHCP, dan gateway merupakan fondasi utama dalam membangun jaringan komputer yang terstruktur dan terhubung dengan baik. IP address berfungsi sebagai identitas unik setiap perangkat dalam jaringan, sedangkan DHCP memudahkan proses pemberian alamat IP secara otomatis kepada perangkat klien. Di sisi lain, gateway berperan sebagai pintu gerbang yang menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan lain, seperti internet. Ketiga aspek ini harus diatur dengan tepat agar komunikasi data antar perangkat dapat berlangsung lancar dan efisien

Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini disusun untuk membahas secara rinci langkah-langkah setting jaringan pada sistem operasi Linux, khususnya pada konfigurasi IP address, DHCP, dan gateway. Dengan adanya pembahasan ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman praktis bagi mahasiswa maupun praktisi yang ingin mengelola jaringan berbasis Linux, serta mampu mengatasi permasalahan yang sering muncul dalam proses konfigurasi jaringan. Pengetahuan ini juga diharapkan dapat menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin mengandalkan infrastruktur jaringan komputer yang handal dan efisien

 

1.2 Rumusan Masalah

Supaya laporan lebih terfokus dan terarah sehingga tidak keluar dari topik yang sedang kita bahas, maka kami diberikan beberapa batasan atau rumusan masalah yang telah ditetapkan, sebagai berikut:

1.    Bagaimana cara melakukan konfigurasi IP address secara manual dan otomatis pada sistem operasi Linux?

2.    Apa peran dan fungsi DHCP dalam pengelolaan jaringan berbasis Linux serta bagaimana langkah-langkah instalasi dan konfigurasinya?

3.    Bagaimana cara mengatur gateway pada Linux agar perangkat dapat terhubung ke jaringan lain atau internet?

4.    Apa saja kendala yang sering dihadapi dalam proses konfigurasi IP, DHCP, dan gateway di Linux serta bagaimana solusi untuk mengatasinya?

 

1.3 Tujuan Laporan

Laporan ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:

1.    Menjelaskan cara konfigurasi IP address di Linux
 Memberikan pemahaman mengenai langkah-langkah pengaturan IP address secara manual (statis) maupun otomatis (menggunakan DHCP client) pada sistem operasi Linux.

2.    Membahas instalasi dan konfigurasi DHCP server di Linux
 Menguraikan proses instalasi, pengaturan rentang alamat IP, serta pengelolaan DHCP server agar perangkat klien dapat memperoleh IP address secara otomatis.

3.    Menjelaskan pengaturan gateway pada Linux
 Menjelaskan pentingnya gateway dalam jaringan serta langkah-langkah konfigurasi gateway agar perangkat dapat mengakses jaringan luar, seperti internet.

1.4 Manfaat Kamian

a.      Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang konsep dasar jaringan komputer, khususnya mengenai konfigurasi IP address, DHCP, dan gateway pada sistem operasi Linux. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang jaringan komputer, khususnya pada lingkungan akademik.

 

b.      Praktis

Penelitian ini memberikan panduan langkah-langkah konfigurasi jaringan pada Linux yang dapat langsung diterapkan oleh mahasiswa, praktisi, maupun administrator jaringan. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan proses pengelolaan jaringan menjadi lebih mudah, efisien, serta mampu memecahkan permasalahan yang sering muncul dalam konfigurasi jaringan sehari-hari.

 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

            Sistem operasi Linux menyediakan berbagai tools dan metode untuk mengatur konektivitas jaringan yang efisien dan handal. Dasar teori ini akan menjelaskan konsep-konsep penting dalam manajemen jaringan Linux, khususnya mengenai konfigurasi IP address, implementasi DHCP, dan pengaturan gateway yang merupakan komponen fundamental dalam administrasi jaringan komputer.

 

Alamat IP (Internet Protocol address) adalah label numerik yang ditetapkan untuk setiap perangkat yang terhubung dalam jaringan komputer. Alamat IP berfungsi sebagai identifikasi unik perangkat dalam jaringan sehingga memungkinkan komunikasi data antar perangkat. Dalam lingkungan jaringan Linux, pemahaman tentang alamat IP menjadi sangat penting karena menjadi dasar dari seluruh konfigurasi jaringan.

Dalam konteks konfigurasi, alamat IP dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama:

  1. Static IP Address - Alamat IP yang dikonfigurasi secara manual dan tetap. Konfigurasi ini biasanya diterapkan pada server dan perangkat yang memerlukan alamat tetap untuk memudahkan akses.
  2. Dynamic IP Address - Alamat IP yang diberikan secara otomatis dan dapat berubah setiap kali perangkat terhubung ke jaringan. Konfigurasi ini menggunakan protokol DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol).

DHCP adalah protokol jaringan yang berfungsi untuk mendistribusikan IP address dan konfigurasi jaringan lainnya secara otomatis ke perangkat yang terhubung dalam sebuah jaringan. Protokol ini menyederhanakan manajemen jaringan dengan menghilangkan kebutuhan konfigurasi manual pada setiap perangkat.

Selain distribusi alamat IP, DHCP memiliki beberapa fungsi penting lainnya:

  1. Mencegah Konflik IP - DHCP memastikan tidak ada dua perangkat yang memiliki alamat IP sama dalam jaringan, yang dapat menyebabkan gangguan konektivitas.
  2. Pembaruan IP Secara Otomatis - Ketika IP address yang digunakan telah kadaluarsa, DHCP secara otomatis akan memperbaruinya agar perangkat tetap terhubung ke jaringan.
  3. Mendukung Penggunaan Kembali IP - Konfigurasi jaringan pada DHCP bersifat sementara dengan jangka waktu tertentu (lease time). IP address yang tidak lagi digunakan dapat dialokasikan kembali ke perangkat lain yang membutuhkan.
  4. Pengelolaan Konfigurasi Jaringan - DHCP tidak hanya mendistribusikan alamat IP, tetapi juga konfigurasi jaringan lainnya seperti subnet mask, gateway, dan DNS server.

DHCP beroperasi melalui serangkaian komunikasi antara DHCP Server dan DHCP Client yang dikenal sebagai "DHCP Handshake". Proses ini terdiri dari empat tahap utama:

  1. Discovery - Perangkat client mencari DHCP server dengan mengirimkan broadcast packet berupa "discover message" yang berisi permintaan konfigurasi IP address.
  2. Offer - DHCP server merespon dengan "offer message" yang berisi konfigurasi IP address yang tersedia untuk client.
  3. Request - Setelah menerima offer message, client mengirimkan "request message" yang menyatakan persetujuan terhadap penawaran dari DHCP server.
  4. Acknowledgement - DHCP server mengirimkan DHCP Acknowledgement yang berisi informasi konfigurasi IP address serta "lease time" (lama waktu sewa IP). Server juga mengubah status IP yang sudah dipinjamkan ke client.

Setelah proses ini selesai, client dapat menggunakan konfigurasi IP yang diterima untuk berkomunikasi dalam jaringan.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Software Yang Digunakan

Pada praktikum ini, software yang digunakan hanyalah Terminal pada sistem operasi Fedora  Linux. Terminal merupakan aplikasi antarmuka baris perintah (Command Line Interface/CLI) yang memungkinkan pengguna menjalankan berbagai perintah untuk mengelola dan mengkonfigurasi jaringan secara langsung.

Melalui terminal, seluruh proses konfigurasi jaringan-seperti mengatur IP address, gateway, hingga melakukan pengecekan konektivitas-dilakukan menggunakan perintah dasar seperti ifconfig, ip, ping, dan perintah jaringan lainnya. Penggunaan terminal memberikan fleksibilitas, kecepatan, dan kontrol penuh terhadap sistem, sehingga sangat cocok untuk kebutuhan administrasi jaringan berbasis Linux.

  

 

3.2 Langkah - Langkah

Pada praktikum ini, kami melakukan konfigurasi jaringan pada sistem operasi Fedora, yang meliputi pengaturan IP address (baik statis maupun dinamis), konfigurasi DHCP, serta pengaturan gateway. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:

1.    Menentukan Nama Interface Jaringan

Langkah awal yang dilakukan adalah memeriksa nama interface jaringan yang aktif pada sistem menggunakan perintah:



Nama interface yang muncul, misalnya ens18, akan digunakan pada konfigurasi selanjutnya.

 

2.    Konfigurasi IP Address Statis

Kami mengubah file konfigurasi interface pada direktori /etc/sysconfig/network-scripts/ dengan nama file sesuai interface, misalnya ifcfg-ens18.

Isi file konfigurasi untuk IP statis sebagai berikut:



Setelah melakukan perubahan, Kami melakukan restart koneksi jaringan dengan perintah:



untuk memastikan konfigurasi diterapkan dengan benar

3.    Konfigurasi IP Address Dinamis (DHCP)

Jika ingin menggunakan DHCP, Kami mengubah parameter pada file konfigurasi menjadi:



Setelah itu, Kami melakukan restart koneksi jaringan seperti langkah sebelumnya agar perangkat memperoleh IP address secara otomatis dari server DHCP.

4.    Pengaturan Gateway dan DNS

Pada konfigurasi IP statis, Kami menambahkan baris GATEWAY=192.168.10.1 dan DNS1=8.8.8.8 pada file konfigurasi interface.
            Untuk memastikan DNS telah dikonfigurasi, Kami juga dapat mengedit file
/etc/resolv.conf dan menambahkan:



5.    Verifikasi Konfigurasia

Untuk memeriksa apakah IP address, gateway, dan DNS sudah sesuai, Kami menggunakan perintah:



Untuk menguji koneksi ke gateway, kami menjalankan perintah:



3.3 Hasil Pengamatan

Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan, kami memperoleh hasil sebagai berikut:

       Konfigurasi IP Address Statis berhasil diterapkan. Hal ini dibuktikan dengan keluaran perintah ifconfig yang menunjukkan alamat IP sesuai pengaturan, serta perangkat dapat saling terhubung dalam jaringan lokal tanpa kendala.

       Konfigurasi DHCP juga berjalan dengan baik. Ketika parameter BOOTPROTO diubah menjadi dhcp, perangkat secara otomatis memperoleh alamat IP dari server DHCP yang tersedia di jaringan.

       Pengaturan Gateway berhasil diterapkan, yang ditunjukkan oleh keluaran perintah ip route dengan baris default via 192.168.10.1 dev ens18. Pengujian koneksi ke gateway dengan perintah ping menunjukkan balasan yang menandakan konektivitas berjalan normal.

       Pengaturan DNS juga berhasil, di mana perangkat dapat melakukan resolve nama domain ke alamat IP dengan benar.

Secara keseluruhan, konfigurasi jaringan pada Fedora dapat dilakukan dengan baik apabila langkah-langkah diikuti secara sistematis. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perangkat dapat memperoleh alamat IP, gateway, dan DNS sesuai pengaturan, serta dapat saling berkomunikasi dalam jaringan dan mengakses jaringan luar apabila tersedia koneksi internet.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses konfigurasi jaringan pada sistem operasi Linux melalui terminal dapat berjalan dengan baik dan efisien. Pengaturan IP address, baik secara statis maupun dinamis menggunakan DHCP, serta konfigurasi gateway dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis dan mudah diikuti. Seluruh proses dapat dikendalikan hanya dengan menggunakan terminal, sehingga memberikan fleksibilitas dan kontrol penuh bagi administrator jaringan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perangkat dapat saling terhubung dalam jaringan lokal, memperoleh alamat IP secara otomatis dari DHCP server, serta mengakses gateway dan DNS sesuai pengaturan yang diterapkan.

4.2 Saran

Agar konfigurasi jaringan berjalan lebih optimal, disarankan untuk selalu memastikan bahwa setiap langkah konfigurasi dilakukan secara teliti dan sistematis. Pengguna juga sebaiknya memahami dasar-dasar perintah jaringan di Linux agar dapat mengatasi kendala yang mungkin muncul selama proses konfigurasi. Selain itu, dokumentasikan setiap perubahan konfigurasi yang dilakukan melalui terminal untuk memudahkan troubleshooting di kemudian hari. Jika jaringan bertambah kompleks, pertimbangkan untuk mempelajari tools manajemen jaringan tambahan atau sistem monitoring agar pengelolaan jaringan tetap efisien dan handal.

 

 

Daftar Pustaka


Silberschatz, A., Galvin, P. B., & Gagne, G. (2018). Operating System Concepts (10th ed.). Wiley.

Nemeth, E., Snyder, G., Hein, T. R., Whaley, B., & Mackin, D. (2017). UNIX and Linux System Administration Handbook (5th ed.). Pearson Education.

Ward, B. (2014). How Linux Works: What Every Superuser Should Know. No Starch Press.

Ubuntu Documentation. (2024). Network Configuration.

Fedora Project. (2024). Networking Guide.

Droms, R. (1997). Dynamic Host Configuration Protocol. RFC 2131. Internet Engineering Task Force (IETF).

Oetiker, T., & et al. (2023). Linux Network Administrator's Guide. O'Reilly Media.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar