Mengatur Jaringan Linux: Konfigurasi
IP, DHCP, dan Gateway
Disusun Oleh:
NAUFAL ALIF PRASETYA (24051204126)
MALIQ RAFALDO (24051204125)
JEEHAN KAMILA MUZAKY (24051204122)
ALFINO JAUHAR (24051204118)
RAFAEL BRYAN ALFREDO (24051204114)
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi
yang pesat telah mendorong kebutuhan akan jaringan komputer yang andal dan
efisien di berbagai sektor, baik pendidikan, pemerintahan, maupun industri.
Jaringan komputer memegang peranan penting dalam mendukung pertukaran data dan
komunikasi antar perangkat, sehingga pengelolaan jaringan menjadi salah satu
aspek yang sangat diperhatikan dalam infrastruktur teknologi informasi saat
ini. Dalam implementasinya, sistem operasi Linux sering dipilih sebagai pondasi
utama server jaringan karena sifatnya yang stabil, fleksibel, dan bersifat open
source, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna
Salah satu keunggulan Linux terletak pada kemampuannya dalam melakukan konfigurasi jaringan secara mendalam melalui antarmuka berbasis teks. Pengaturan jaringan pada Linux meliputi berbagai aspek penting, di antaranya adalah konfigurasi alamat IP, pengelolaan layanan DHCP, serta penentuan gateway sebagai penghubung antar jaringan.
Proses konfigurasi ini membutuhkan pemahaman yang baik mengenai struktur file sistem Linux, perintah-perintah dasar, serta konsep dasar jaringan komputer agar dapat berjalan dengan optimal dan sesuai harapanKonfigurasi IP address, DHCP, dan
gateway merupakan fondasi utama dalam membangun jaringan komputer yang
terstruktur dan terhubung dengan baik. IP address berfungsi sebagai identitas
unik setiap perangkat dalam jaringan, sedangkan DHCP memudahkan proses pemberian
alamat IP secara otomatis kepada perangkat klien. Di sisi lain, gateway
berperan sebagai pintu gerbang yang menghubungkan jaringan lokal dengan
jaringan lain, seperti internet. Ketiga aspek ini harus diatur dengan tepat
agar komunikasi data antar perangkat dapat berlangsung lancar dan efisien
Berdasarkan
latar belakang tersebut, makalah ini disusun untuk membahas secara rinci
langkah-langkah setting jaringan pada sistem operasi Linux, khususnya pada
konfigurasi IP address, DHCP, dan gateway. Dengan adanya pembahasan ini,
diharapkan dapat memberikan pemahaman praktis bagi mahasiswa maupun praktisi
yang ingin mengelola jaringan berbasis Linux, serta mampu mengatasi
permasalahan yang sering muncul dalam proses konfigurasi jaringan. Pengetahuan
ini juga diharapkan dapat menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan di
dunia kerja yang semakin mengandalkan infrastruktur jaringan komputer yang
handal dan efisien
1.2
Rumusan Masalah
Supaya
laporan lebih terfokus dan terarah sehingga tidak keluar dari topik yang sedang
kita bahas, maka kami diberikan beberapa batasan atau rumusan masalah yang
telah ditetapkan, sebagai berikut:
1.
Bagaimana cara melakukan konfigurasi
IP address secara manual dan otomatis pada sistem operasi Linux?
2.
Apa peran dan fungsi DHCP dalam
pengelolaan jaringan berbasis Linux serta bagaimana langkah-langkah instalasi
dan konfigurasinya?
3.
Bagaimana cara mengatur gateway pada
Linux agar perangkat dapat terhubung ke jaringan lain atau internet?
4.
Apa saja kendala yang sering
dihadapi dalam proses konfigurasi IP, DHCP, dan gateway di Linux serta
bagaimana solusi untuk mengatasinya?
1.3
Tujuan Laporan
Laporan ini memiliki beberapa tujuan
yang ingin dicapai, antara lain:
1.
Menjelaskan cara konfigurasi IP
address di Linux
Memberikan pemahaman mengenai
langkah-langkah pengaturan IP address secara manual (statis) maupun otomatis
(menggunakan DHCP client) pada sistem operasi Linux.
2.
Membahas instalasi dan konfigurasi
DHCP server di Linux
Menguraikan proses instalasi,
pengaturan rentang alamat IP, serta pengelolaan DHCP server agar perangkat
klien dapat memperoleh IP address secara otomatis.
3.
Menjelaskan pengaturan gateway pada
Linux
Menjelaskan pentingnya gateway dalam
jaringan serta langkah-langkah konfigurasi gateway agar perangkat dapat
mengakses jaringan luar, seperti internet.
1.4 Manfaat Kamian
a.
Teoritis
Penelitian
ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang konsep dasar
jaringan komputer, khususnya mengenai konfigurasi IP address, DHCP, dan gateway
pada sistem operasi Linux. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi
referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang jaringan komputer,
khususnya pada lingkungan akademik.
b.
Praktis
Penelitian
ini memberikan panduan langkah-langkah konfigurasi jaringan pada Linux yang
dapat langsung diterapkan oleh mahasiswa, praktisi, maupun administrator
jaringan. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan proses pengelolaan jaringan
menjadi lebih mudah, efisien, serta mampu memecahkan permasalahan yang sering
muncul dalam konfigurasi jaringan sehari-hari.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dasar Teori
Sistem operasi Linux menyediakan
berbagai tools dan metode untuk mengatur konektivitas jaringan yang efisien dan
handal. Dasar teori ini akan menjelaskan konsep-konsep penting dalam manajemen
jaringan Linux, khususnya mengenai konfigurasi IP address, implementasi DHCP,
dan pengaturan gateway yang merupakan komponen fundamental dalam administrasi
jaringan komputer.
Alamat IP (Internet Protocol address) adalah label numerik
yang ditetapkan untuk setiap perangkat yang terhubung dalam jaringan komputer.
Alamat IP berfungsi sebagai identifikasi unik perangkat dalam jaringan sehingga
memungkinkan komunikasi data antar perangkat. Dalam lingkungan jaringan Linux,
pemahaman tentang alamat IP menjadi sangat penting karena menjadi dasar dari
seluruh konfigurasi jaringan.
Dalam
konteks konfigurasi, alamat IP dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama:
- Static IP Address - Alamat IP
yang dikonfigurasi secara manual dan tetap. Konfigurasi ini biasanya
diterapkan pada server dan perangkat yang memerlukan alamat tetap untuk
memudahkan akses.
- Dynamic
IP Address - Alamat IP yang diberikan secara otomatis dan dapat berubah
setiap kali perangkat terhubung ke jaringan. Konfigurasi ini menggunakan
protokol DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol).
DHCP adalah protokol jaringan yang berfungsi untuk
mendistribusikan IP address dan konfigurasi jaringan lainnya secara otomatis ke
perangkat yang terhubung dalam sebuah jaringan. Protokol ini menyederhanakan
manajemen jaringan dengan menghilangkan kebutuhan konfigurasi manual pada
setiap perangkat.
Selain
distribusi alamat IP, DHCP memiliki beberapa fungsi penting lainnya:
- Mencegah Konflik IP - DHCP
memastikan tidak ada dua perangkat yang memiliki alamat IP sama dalam
jaringan, yang dapat menyebabkan gangguan konektivitas.
- Pembaruan IP Secara Otomatis - Ketika IP address yang
digunakan telah kadaluarsa, DHCP secara otomatis akan memperbaruinya agar
perangkat tetap terhubung ke jaringan.
- Mendukung Penggunaan Kembali IP - Konfigurasi jaringan
pada DHCP bersifat sementara dengan jangka waktu tertentu (lease time). IP
address yang tidak lagi digunakan dapat dialokasikan kembali ke perangkat
lain yang membutuhkan.
- Pengelolaan
Konfigurasi Jaringan - DHCP tidak hanya mendistribusikan alamat IP, tetapi
juga konfigurasi jaringan lainnya seperti subnet mask, gateway, dan DNS
server.
DHCP beroperasi melalui serangkaian
komunikasi antara DHCP Server dan DHCP Client yang dikenal sebagai "DHCP
Handshake". Proses ini terdiri dari empat tahap utama:
- Discovery - Perangkat client
mencari DHCP server dengan mengirimkan broadcast packet berupa
"discover message" yang berisi permintaan konfigurasi IP
address.
- Offer - DHCP server merespon dengan "offer
message" yang berisi konfigurasi IP address yang tersedia untuk
client.
- Request - Setelah menerima offer message, client
mengirimkan "request message" yang menyatakan persetujuan
terhadap penawaran dari DHCP server.
- Acknowledgement
- DHCP server mengirimkan DHCP Acknowledgement yang berisi informasi
konfigurasi IP address serta "lease time" (lama waktu sewa IP).
Server juga mengubah status IP yang sudah dipinjamkan ke client.
Setelah proses ini selesai, client
dapat menggunakan konfigurasi IP yang diterima untuk berkomunikasi dalam
jaringan.
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Software Yang Digunakan
Pada praktikum ini, software yang digunakan hanyalah
Terminal pada sistem operasi Fedora
Linux. Terminal merupakan aplikasi antarmuka baris perintah (Command
Line Interface/CLI) yang memungkinkan pengguna menjalankan berbagai perintah
untuk mengelola dan mengkonfigurasi jaringan secara langsung.
Melalui terminal, seluruh proses konfigurasi
jaringan-seperti mengatur IP address, gateway, hingga melakukan pengecekan
konektivitas-dilakukan menggunakan perintah dasar seperti ifconfig, ip, ping, dan perintah jaringan lainnya.
Penggunaan terminal memberikan fleksibilitas, kecepatan, dan kontrol penuh
terhadap sistem, sehingga sangat cocok untuk kebutuhan administrasi jaringan
berbasis Linux.
3.2 Langkah - Langkah
Pada praktikum ini, kami melakukan
konfigurasi jaringan pada sistem operasi Fedora, yang meliputi pengaturan IP
address (baik statis maupun dinamis), konfigurasi DHCP, serta pengaturan
gateway. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:
1. Menentukan
Nama Interface Jaringan
Langkah
awal yang dilakukan adalah memeriksa nama interface jaringan yang aktif pada
sistem menggunakan perintah:
Nama interface yang muncul, misalnya ens18, akan digunakan pada konfigurasi selanjutnya.
2. Konfigurasi
IP Address Statis
Kami
mengubah file konfigurasi interface pada direktori /etc/sysconfig/network-scripts/ dengan nama file sesuai interface,
misalnya ifcfg-ens18.
Isi file konfigurasi untuk IP statis
sebagai berikut:
Setelah melakukan perubahan, Kami
melakukan restart koneksi jaringan dengan perintah:
untuk memastikan konfigurasi
diterapkan dengan benar
3. Konfigurasi
IP Address Dinamis (DHCP)
Jika ingin menggunakan DHCP, Kami
mengubah parameter pada file konfigurasi menjadi:
Setelah itu, Kami melakukan restart
koneksi jaringan seperti langkah sebelumnya agar perangkat memperoleh IP
address secara otomatis dari server DHCP.
4. Pengaturan
Gateway dan DNS
Pada
konfigurasi IP statis, Kami menambahkan baris GATEWAY=192.168.10.1 dan DNS1=8.8.8.8 pada file konfigurasi interface.
Untuk memastikan DNS telah
dikonfigurasi, Kami juga dapat mengedit file /etc/resolv.conf dan menambahkan:
5. Verifikasi
Konfigurasia
Untuk memeriksa apakah IP address,
gateway, dan DNS sudah sesuai, Kami menggunakan perintah:
Untuk menguji koneksi ke gateway,
kami menjalankan perintah:
3.3 Hasil Pengamatan
Berdasarkan langkah-langkah yang
telah dilakukan, kami memperoleh hasil sebagai berikut:
● Konfigurasi IP Address Statis berhasil diterapkan. Hal ini
dibuktikan dengan keluaran perintah ifconfig yang menunjukkan alamat IP sesuai
pengaturan, serta perangkat dapat saling terhubung dalam jaringan lokal tanpa
kendala.
● Konfigurasi DHCP juga berjalan dengan baik. Ketika
parameter BOOTPROTO diubah menjadi dhcp, perangkat secara otomatis
memperoleh alamat IP dari server DHCP yang tersedia di jaringan.
● Pengaturan Gateway berhasil diterapkan, yang
ditunjukkan oleh keluaran perintah ip route dengan baris default via
192.168.10.1 dev ens18.
Pengujian koneksi ke gateway dengan perintah ping menunjukkan balasan yang menandakan
konektivitas berjalan normal.
● Pengaturan DNS juga berhasil, di mana perangkat
dapat melakukan resolve nama domain ke alamat IP dengan benar.
Secara keseluruhan, konfigurasi
jaringan pada Fedora dapat dilakukan dengan baik apabila langkah-langkah
diikuti secara sistematis. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perangkat dapat
memperoleh alamat IP, gateway, dan DNS sesuai pengaturan, serta dapat saling
berkomunikasi dalam jaringan dan mengakses jaringan luar apabila tersedia
koneksi internet.
BAB IVPENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses konfigurasi jaringan pada
sistem operasi Linux melalui terminal dapat berjalan dengan baik dan efisien.
Pengaturan IP address, baik secara statis maupun dinamis menggunakan DHCP,
serta konfigurasi gateway dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang
sistematis dan mudah diikuti. Seluruh proses dapat dikendalikan hanya dengan
menggunakan terminal, sehingga memberikan fleksibilitas dan kontrol penuh bagi
administrator jaringan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perangkat dapat
saling terhubung dalam jaringan lokal, memperoleh alamat IP secara otomatis
dari DHCP server, serta mengakses gateway dan DNS sesuai pengaturan yang
diterapkan.
4.2 Saran
Agar konfigurasi jaringan berjalan
lebih optimal, disarankan untuk selalu memastikan bahwa setiap langkah
konfigurasi dilakukan secara teliti dan sistematis. Pengguna juga sebaiknya
memahami dasar-dasar perintah jaringan di Linux agar dapat mengatasi kendala
yang mungkin muncul selama proses konfigurasi. Selain itu, dokumentasikan
setiap perubahan konfigurasi yang dilakukan melalui terminal untuk memudahkan
troubleshooting di kemudian hari. Jika jaringan bertambah kompleks,
pertimbangkan untuk mempelajari tools manajemen jaringan tambahan atau sistem
monitoring agar pengelolaan jaringan tetap efisien dan handal.
Daftar
Pustaka
Silberschatz,
A., Galvin, P. B., & Gagne, G. (2018). Operating System Concepts (10th
ed.). Wiley.
Nemeth, E., Snyder, G., Hein, T. R., Whaley, B., &
Mackin, D. (2017). UNIX and Linux System Administration Handbook (5th ed.).
Pearson Education.
Ward, B. (2014). How Linux Works:
What Every Superuser Should Know. No Starch Press.
Ubuntu Documentation. (2024). Network Configuration.
Fedora Project. (2024). Networking Guide.
Droms, R. (1997). Dynamic Host
Configuration Protocol. RFC 2131. Internet Engineering Task Force (IETF).
Oetiker, T., & et al. (2023). Linux Network
Administrator's Guide. O'Reilly Media.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar