Disusun
Oleh:
Lifia Depi Falusi 25051204229
Muhammad Baried Isom Husnudin 25051204230
Ricko Calvert 25051204247
Ila Sofyasari 25051204248
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada sistem digital, sinyal
dikodekan menggunakan logika biner sehingga setiap proses dapat
direpresentasikan dalam bentuk logika matematika. Untuk mengolah logika
tersebut digunakan komponen bernama gerbang logika. Salah satu IC logika yang
umum dipakai adalah IC seri TTL (Transistor-Transistor Logic) yang telah
menyediakan rangkaian logika dalam satu kemasan.
Melalui percobaan ini mahasiswa diajak memahami bagaimana logika digital bekerja secara nyata, tidak hanya melalui tabel kebenaran, tetapi juga melalui indikator LED sebagai gambaran keluaran. Praktikum dilakukan dengan mengaktifkan dan mematikan sinyal input untuk membuktikan karakteristik logika dasar.
Selain aspek teoretis, praktikum
ini juga menjadi sarana penguatan keterampilan dalam penyusunan rangkaian pada
breadboard, penggunaan resistor serta penyediaan sumber daya DC ±5V agar IC
dapat bekerja optimal.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana cara
menyalurkan sinyal digital pada IC logika?
2. Bagaimana perubahan
keluaran bila input diberikan kondisi berbeda?
3. Bagaimana rangkaian menghasilkan output sesuai tabel kebenaran?
1.3 Tujuan
Praktikum
1. Menganalisis hubungan
input dan output pada IC logika.
2. Mengamati fungsi
resistor, breadboard, dan LED dalam rangkaian digital.
3. Menyimpulkan perilaku logika berdasarkan hasil pengamatan.
1.4 Manfaat
Praktikum
1. Mampu melakukan
perancangan rangkaian digital sederhana.
2. Memahami teknis
pengoperasian IC digital dalam bentuk nyata.
3.
Menambah
pengalaman dalam troubleshooting rangkaian.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dasar Teori
Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas
dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal
keluaran logik. Gerbang logika terutama diimplementasikan secara elektronis menggunakan
diode atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun menggunakan susunan komponen-komponen
yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik (relay), cairan, optik dan bahkan mekanik.
2.2
Komponen Praktikum
1. Arduino Uno
Arduino Uno adalah mikrokontroler yang berfungsi sebagai pusat kendali utama. Semua sensor dan aktuator terhubung ke Arduino sehingga Arduino dapat membaca data dari sensor (misalnya sensor ultrasonik) lalu memprosesnya dan memberikan perintah ke aktuator (misalnya servo atau LED). Arduino juga menjalankan program (sketch) yang mengatur logika sistem smart parking.
2. Sensor Ultrasonik HC-SR04
Sensor ultrasonik digunakan untuk mendeteksi keberadaan kendaraan di slot parkir. Cara kerjanya adalah dengan mengirimkan gelombang ultrasonik melalui kaki Trig, kemudian menerima pantulannya melalui Echo. Dari waktu tempuh pantulan, Arduino dapat menghitung jarak kendaraan. Jika jarak terlalu dekat, berarti slot parkir dianggap terisi.
3. Servo Motor (SG90 / MG90S)
Servo motor berfungsi sebagai palang otomatis. Saat kendaraan terdeteksi oleh sensor ultrasonik di pintu masuk, Arduino memerintahkan servo untuk berputar (biasanya 0° → 90°) sehingga palang terbuka. Setelah mobil masuk, servo kembali ke posisi awal untuk menutup palang. Servo cocok digunakan karena gerakannya presisi dan mudah dikendalikan memakai sinyal PWM.
4. Breadboard
Breadboard digunakan
untuk merangkai komponen tanpa proses solder. Ini memudahkan proses praktikum
karena kamu bisa memasang dan melepas kabel atau sensor dengan mudah.
Breadboard adalah tempat pemasangan rangkaian elektronik sementara.
5. Kabel Jumper (Male–Male /
Male–Female)
Kabel jumper digunakan
untuk menghubungkan komponen seperti sensor, servo, LED, dan buzzer dengan
Arduino Uno.
Jenis kabel:
- Male–Male:
antar lubang breadboard
- Male–Female:
Arduino ke sensor/servo dengan female connector
- Female–Female:
jarang dipakai kecuali untuk modul tertentu
Tanpa kabel jumper, rangkaian tidak
bisa terhubung.
6. Resistor (220Ω / 330Ω)
Resistor dipakai untuk
membatasi arus yang masuk ke LED.
Tanpa resistor, LED akan mendapatkan arus terlalu besar sehingga cepat putus.
Umumnya LED menggunakan resistor 220Ω untuk membatasi arus ke level aman.
7. Sumber Daya (Power Supply 5V /
USB)
Sumber daya digunakan
untuk menyalakan Arduino dan komponen lain. Bisa menggunakan:
- Kabel
USB dari laptop/power bank
- Adaptor
5V–9V
Smart parking sederhana biasanya
cukup memakai daya USB.
8. Miniatur Palang Parkir
Ini adalah bagian fisik
yang menunjukkan pergerakan palang. Biasanya dibuat dari:
- Karton
- Stik
es krim
- Akrilik
kecil
Servo dipasang pada bagian pangkal palang sehingga dapat bergerak membuka atau menutup secara otomatis.
9. LED Traffic Light
LED biasanya digunakan seperti lampu lalu lintas (traffic light) untuk memberikan tanda visual kepada pengguna mengenai status area parkir atau status palang. LED ini dibuat menyerupai lampu lalu lintas karena mudah dipahami oleh pengguna.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Arduino UNO
2. Breadboard
3. Sensor ultrasonic
4. Servo motor
5. Kabel jumper
6. USB type c
7. Stik ice cream
8. LED traffic light
3.2 Hasil
Pengamatan
1. Sensor Ultrasonik
Berfungsi Mendeteksi Kendaraan
- Ketika
objek (simulasi mobil) didekatkan ke sensor dalam jarak ±3–10 cm, sensor
mampu membaca jarak dengan stabil.
- Saat
jarak terdeteksi lebih dekat dari batas yang ditentukan, sistem menganggap
slot parkir terisi.
- Jika
objek dijauhkan, status kembali menjadi kosong.
2. Servo Motor Merespons Perintah
Arduino
- Ketika
sensor pintu masuk mendeteksi kendaraan, servo bergerak dari 0° ke 90°
sehingga palang terbuka.
- Setelah
kendaraan melewati sensor, servo kembali ke posisi awal (palang menutup).
- Pergerakan
servo cukup halus dan mengikuti logika program.
3. Indikator LED Berfungsi Sesuai
Status Slot
- LED
hijau menyala ketika slot kosong.
- LED
merah menyala ketika slot terisi.
- Perubahan LED terjadi hampir bersamaan dengan pembacaan sensor, menunjukkan komunikasi yang baik.
4. Kendala yang Muncul Selama Pengamatan
- Sensor ultrasonik kurang akurat jika objek terlalu kecil atau permukaannya menyerap suara.
- Kabel jumper kadang longgar sehingga menyebabkan pembacaan sensor tidak stabil.
- Servo bisa bergetar jika suplai daya kurang stabil.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, sistem Smart Parking berbasis Arduino Uno berhasil dirancang dan diimplementasikan untuk melakukan deteksi serta pengelolaan slot parkir secara otomatis. Sensor ultrasonik mampu mendeteksi keberadaan kendaraan dengan cukup akurat, sehingga dapat menentukan apakah suatu slot parkir sedang dalam kondisi terisi atau kosong. Selain itu, penggunaan servo motor memungkinkan palang parkir bergerak secara otomatis saat kendaraan terdeteksi masuk atau keluar.
Informasi mengenai
ketersediaan slot parkir juga dapat ditampilkan melalui LCD dan indikator LED,
sehingga pengguna dapat memperoleh informasi secara mudah dan cepat.
Secara keseluruhan,
praktikum ini menunjukkan bahwa teknologi mikrokontroler seperti Arduino Uno
dapat digunakan untuk menciptakan sistem parkir yang lebih efisien, otomatis,
terorganisir, serta berpotensi dikembangkan lebih lanjut menjadi sistem parkir
cerdas pada skala yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Banzi, M., & Shiloh, M. (2014). Getting Started
with Arduino. Maker Media.
Kadhim, M. H. (2018). Arduino Smart Parking Manage
System based on Ultrasonic IoT Technologies. International Journal of
Engineering & Technology, 7(3.30), 494–501.
Al-Rikabi, B. I. (2019). Smart Parking System
Designed by using the Arduino for University Park. Wasit Journal of
Engineering Sciences, 7(1), 27–32.
Nehete, A., et al. (2023). Smart Car Parking System
Using Arduino. IJRASET – International Journal for Research in Applied
Science and Engineering Technology.
Farizy, S., & Andrianto, G. (2022). Rancang
Bangun Smart Parking Pada Area Kampus Berbasis Arduino Menggunakan QR Code.
SAINSTECH, 32(2).
Pulungan, A. I., Sumarno, & Tambunan, H. S.
(2021). Rancang Bangun Sistem Parkir Otomatis Menggunakan Arduino Uno dan
Sensor Ultrasonik. Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika.
Islam, R., et al. (2019). IoT Based Smart Parking
System. International Journal of Recent Technology and Engineering,
8(4), 351–355.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar