Anda tentu pernah baca riset dari Universitas Stanford di tahun 60an yg sangat terkenal ini: Marshmallow Experiment. Yang intinya ngetes anak2 kecil, ditinggal di sebuah ruangan, dikasih satu marshmallow, dengan janji kalau bisa nahan diri gak ambil marshmallownya sekarang, tar pas peneliti balik bakal dapet tambahan marshmallow satu lagi.
Kebayang kan, namanya juga anak kecil. Ada yg langsung lhep .. , ada yang mampu menahan diri.
Kok riset ini bisa terkenal? Karena ternyata anak2 yang mampu menahan diri, setelah diikuti perjalanan hidupnya di kemudian hari, terbukti menjadi orang2 yg lebih sukses dibanding kelompok anak2 “nggragas” yg gak tahan ngemplok marshmallow tadi.
Kesimpulan? Ya kalau mau sukses musti jadi orang yg bisa menunda kesenangan.
Peneliti Universitas Rochester melangkah lebih jauh lagi. Anak2 yg bakal dites marshmallow dibagi 2 group dulu : Group pertama dikondisikan dulu, dikasih janji2 bulan madu hanya mimpi. Dikasih krayon, kalo gak diambil tar dikasih yg lebih besar, eh penelitinya ngibul. Pas di tes marshmallow ya jelas gak percaya lagi.
Group kedua sebaliknya, dikasih janji dan dipenuhi. Pas tes marshmallow terbukti beneran bisa menunda kesenangan, menahan diri dari godaan marshmallow yang nyempluk.
Artinya apa? Ternyata menunda kesenangan bisa dikondisikan. Bukan sebuah sifat bawaan lahir.
Bahkan kalau tekatnya kuat ini sesuatu yang bisa dilatih, di-COACH. *uhuk.
Memang gak semua orang bisa menunda kesenangan. Baru punya gaji dikit, hedon. Bisnis masih piyik2 ada pemasukan dikit maunya hepi2. Ada duit dikit habisin ... foya2, konsumtif. Wong gak ada duit aja bisa tetep konsumtif 😀 Parah kan.
Salam
Selamat menikmati weken.....👍👍😁
_______________________
Kalau kita punya uang namun tidak punya peluang, maka uang akan habis.
Kalau kita gak punya uang, tapi punya peluang, uang (modal) bisa dicari, tetapi peluang itu tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar