Kamis, 21 Februari 2019

Fokus dan Tentukan Skala Prioritas

Bismillahirahmanirahim,

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’alla yang tidak henti-hentinya memberikan kita kenikmatan, bahkan setiap hembusan adalah sebuah kenikmatan terbesar, namun kita tidak pandai untuk mensyukurinya.

Mohon maaf untuk kawan-kawan di group ini, karena sudah lama sekali di group ini saya tidak posting dan mengadakan kelas online. Karena banyak kesibukan dan Hal lainnya.

Saya sempatkan malam ini menulis pengalaman saya di akhir tahun 2019 dimana staff markerting saya mendapatkan sebuah project cukup besar. Bahkan Allhamdulillahnya ia mendapatkan kembali repeat order yang jumlahnya 8x lipat lebih banyak dari akhir tahun lalu.



Saya sering menemui kawan-kawan sablon, beberapa diantaranya belum berani bermimpi besar untuk perusahaannya, bahkan untuk diri sendiri dan keluarga pun tak ada mimpi dan keinginan apapun. Semuanya masih dilakukan sporadis tanpa perencanaan, tanpa target bahkan tragisnya tanpa semangat.

Diawal kerja marketing saya, bahkan di masa rekruitmen saya memberikan training selama 1 minggu full hingga saya mengambil keputusan menerima dua dari 10 orang yang menjalani interview dan training. Staff saya ini berhasil saya gugah “hasratnya” untuk membuat target dalam hidupnya, mulai dari membeli HP detail dengan merk, harga dan tanggal pembeliannya, Laptop, berkurban, membeli rumah dll. Semua disusunnya menjadi target pribadi. Kenapa dua orang ini yang saya pilih dan saya terima menjadi team marketing disalah satu perusahaan yang saya diríkan? Karena Ia punya mimpi yang besar untuk dirinya sendiri.

“Bagaimana mungkin perusahaan saya akan tercapai target-targetnya jika team didalamnya tidak memiliki target secara pribadi”

Diawal bekerjanya 2 staff marketing saya menargetkan 10Milyard dalam setiap bulannya, sepertinya hal ini müstahil ya? Perusahaan sekecil saya memiliki omlet 10 Milyard dalam setiap bulan, akan tetapi kita sama-sama berani menetapkan dan manjadikan ini sebagai target perusahaan.

Bulan pertama hingga bulan ke 10 target tak kunjung tercapai, akan tetapi pencapaian terus meningkat, kami semakin optimis akan target yang ditetapkan. Setiap pagi dalam briefing harian target ini terus diucapkan dan terus dibayangkan.

Masya Allah diluar dugaan, salah satu staff marketing saya mendapatkan project dari salah satu perusaan BUMN, project dan angkanya mencapai 10.5 Milyard dalam satu SPK, tak Henti hentinya ia mengucapkan syukur, begitu pun dengan saya.

Ini bukan sebuah kebetulan, targetnya diawal ia kerja menjadi doa dan usaha. Allah itu sesuai persangkaan hambanya, saat kita yakin, meminta padaNYA dan terus berusaha maka bukan hal mustahil bagiNYA untuk mengabulkan.


Dalam pengadaan project ini kami 2 kali gagal dan kalah dalam tender, saya pernah melihatnya menangis saat pengadaan pertama gagal karena staff marketing saya ini tak teliti dalam subimit berkas-berkas, dan dalam pengadaan kedua kita kalah harga dengan kompetitor.

Namun di pengadaan ke-3 , ke-4 dan ke-5 kita berhasil, dan sampai  saat ini kita mengerjakan project dengan QTY 485.000 pcs dengan pengerjaan 3 bulan.

Bahkan dipengadaan terakhir kita mampu mengalahkan perusahaan Raksasa sebesar SRITEX. Ini sebuah perjuangan dan Ikhtiar yang tiada henti.

Bagaiana cara membentuk Staff marketing tangguh?
Bagaimana caranya team kita  bisa mendapatkan omset besar? 
Bagaimana caranya mendapatkan Investor agar mau memberikan permodalan untuk perusahaan kita?
Bagaimana mencari vendor (partner) yang siap membantu project-project kita?

Ada yang mau tau terusannya?
Besok saya akan share satu persatu hal diatas untuk kawan-kawan setia digroup ini. 

jika dirasa materi besok menarik, silahkan undang kawan-kawan lainnya yang dianggap membutuhkan materi ini.


Menjadikan team Handal

***************

Kang Yana

******

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan COPY PASTE dan FORWARD Ini ke jejaring sahabat anda.

Bisnis itu membangun SDM, jangan berbangga hati jika kita masih berkata "kalau gak ada saya nih, gak ada yg bisa kerjakan".

Justru  membangun sebuah bisnis adalah membangun Team, kita sebagai bisnis owner hanya bertindak membuat strategy strategy bisnis, bukan sebagai eksekutor.

Banyak diantara kita terjebak dalam bisnisnya sendiri, sibuk mencari order, sibuk setting film, sibuk afdruk, sibuk ngepres, dan disibukan dengan semua pekerjaan dalam bisnis kita.

Mulailah membangun team, mulailah mentransfer kemampuan kita kepada team.

Saya menganalogikan dengan pengrajin pedang, disaat ia ingin membuat pedang yang bagus, maka dia akan memilih besi terbaik untuk di bakar dan di tempa. Kenapa harus yang terbaik, karena besi itu akan di bakar pada suhu yang sangat tinggi, lalu di pukul sekeras tenaga, dilakukan itu terus menerus hingga menjadi pedang yang tajam dan kuat.

Besi baik pun tidak akan menjadi pedang terbaik saat si pengrajin pedang itu tidak mahir membuatnya.

Tidak semua pedang dibuat dengan besi yang sama, berbeda model dan fungsi berbeda pula besi yang akan ia pilih.

lalu apa hubungannya dengan mencari team?

Hubungannya adalah sama dengan kita memilih SDM pada saat proses rekruitmen. Proses rekruitmen bisa diartikan sama seperti pengrajin pedang akan memilih besi mana yg dipakai.

Kebanyakan kita tidak selektif dalam proses rekruitmen, diataranya hanya mengandalkan rekomondasi teman, rekomondasi karyawan yang sudah ada, bahkan lebih exktrem nya membajak karyawannya kompetitor kita.

Ayo mulai open rekruitmen dengan mengshare flyer dan informasi kepada khalayak Umum, bukan hanya kalangan dengan ruang lingkup yang kecil.

akan berbeda kita menangkap ikan di aquarium dan di lautan diakuarium ikannya terlihat mata tanpa banyak pilihan, di lautan macam - macam ikan ada didalamnya, dari yg kecil sampai yang besar. Ayo sebutkan nama nama ikan!!! Hadiahnya sepedah😁

Silahkan pilih, mau ikan di pesisir pantai, di tengah samudra atau ikan penghuni laut dalam, jika tau caranya mudah untuk menangkapnya.

Saya pernah mendengar dari salah satu kawan, "ia membuka lowongan pekerjaan karena kasian pada orang itu menganggur, gak punya skill si, tapi saya percaya ia mendatangkan rezeki."

Padahal, disaat ia memutuskan mempekerjakan orang, artinya sama dengan berinvestasi total gaji karyawan dikalikan 1 Tahun.

Pertanyaan ketus saya, "kamu mau buat perusahaan atau panti sosial?"

Membangun sebuah team tidak bisa di dasari dengan "belas kasihan". Kasihanilah diri sendiri, keluarga jika bisnis kita gagal dikarenakan perusahaan kita diisi oleh orang orang yang tidak memiliki tanggung jawab, semangat dan  kemampuan.

imbasnya pun akan kembali kepada orang yang kita kasihani, seberapa mampu perusahaan kuat membayar gajinya jika team didalamnya tidak handal, berimbas pula akan pencapaian target perusahaan.

Lalu pernah disatu waktu, kawan saya bercerita bahwa teamnya satu persatu mundur  saat ordernya sedang sepi, dikarakter lainnya  saat kerjaan sedang over ia bermalas malasan.

Itulah fungsi dari seorang HRD, biasanya lulusan Psikologi, ia belajar tentang pola hidup, karakter, kebiasaan manusia.

Dimana kemampuan HRD dalam proses rekrutment diandalkan, dengan berbagai macam tools, seperti test IQ, interview, tes membaca tulisan tangan, bentuk wajah.

Jika kita belum memiliki HRD di perusahaan kita, maka kita sebagai bisnis owner bertindak sebagai seorang HRD, belilah buku buku uang berhubungan denga tingka laku manusia, membaca karakter orang, penanganan SDM yang baik, dan lain sebagainya.

Perusahaan yang baik akan mencari bibit-bibit baik untuk di bentuk didalam system' perusahaan.

Saya yakin diantara kita pernah merasakan proses rekrutmen yang panjang saat melamar pada perusahaan terkemuka, bahkan dulu saat saya menjadi sekuriti pun dites ini dan itu sampai 1 Minggu lamanya.

Jangan berfikir karena perusahaan kita masih kecil, maka melakukan proses rekruitmen yang baik malu. Justru saat kita kecil kita membutuhkan team dengan bibit-bibit  yang siap dibakar dan di tempa hingga menjadi team yang handal.

Jika kawan kawan sudah terlanjur mendapatkan team dengan proses Rekruitment "belas kasihan". Makan hal yang harus di lakukan dengan memberikan  training dan pelatihan sebanyak mungkin

Maka sebelum kita memberikan training dan pelatihan, kita sebagai bisnis owner sudah harus mulai ikut berbagai pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kita lalu mentransfernya pada mereka.

Team saya saat ini hanya 4 orang untuk perusahaan  Surya Cipta Kreasi , dan 7 orang untuk perusahaan digital  www.gogarmen.com .

Dalam seminggu dihari Senin selalu ada brain strorming untuk semua team full dari pagi sampai sore. Menyusun langkah dan strategy kerja selama satu Minggu. Semua team harus berbicara, harus mengemukakan pendapat dan idenya.

Semangat pagi
Semoga kita selalu di berikan kesehatan.


Fokus dan Tentukan Skala Prioritas

Pernah berada disisi tersulit dalam bisnis?
Energi terkuras habis karena memikirkan ini dan itu? Hutang dimana mana? Banyak kerjaan tidak terselesaikan ? Teror konsumen berdatangan?

Kebanyakan kita memiliki rasa tanpa rasa puas, sudah mendapatkan ini mau itu, sedang mengerjakan ini lalu ingin itu juga.

Saat kesulitan diatas  sedang kita rasakan ya itu akibat ulah kita sendiri.

Fokuslah pada SATU bisnis mu, bukan bisnisnya orang lain.

Apa yang menjadi prioritas mu maka kerjakan itu saja!!!!

Kegagalan-kegagalan kita karena ketidak fokusan kita akan bisnis yang kita jalani, pernah saya mengalami kerugian besar karena mencoba "selingkuh" pada bisnis baru saya (food court). Yang bukan bidangnya saya coba lakukan, ya hasilnya Zonk!!!!

Mau menyalahkan siapa? Salahkan diri sendiri lah, masa kita yg meminum racun berharap orang lain yg mati😅

Mari duduk sejenak, tanyakan pada diri kita!!! Mau fokus pada bisnis apa? Apa yg menjadi prioritas untuk di kerjakan saat ini.

Jangan meniru dan mengikuti apa yg kebanyakan orang lain lakukan, kehidupan kita berbeda dengan dia, kemampuan kita pun tidak sama dengannya.

Selamat pagi,
Semoga selalu di berikan kesehatan

Thryana Suryaningrat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar