Kamis, 07 Februari 2019

BUSINESS LIFE CYCLE




Oleh: Fathoni Keranda Jenazah (http://kerandajenazah.com/):

Cek Pangkalan Data Kekayaan Intelektual: https://pdki-indonesia.dgip.go.id



Kalau binis di ibaratkan kehidupan, maka dia juga mengalami beberapa fase.

Embrio awalnya berupa SEED alias ide. Ide-ide yang berada dalam pikiran dari beragam pengamatan, masukan, peluang, kepekaan terhadap masalah dan beragam ilham yang masuk ke kepala kita.

Seed yang sudah makin membulat akhirnya membuat kita memutuskan untuk action dan lahirlah START UP alias usaha rintisan. Bisnis di mulai dan pelanggan sudah mulai membeli.



Bisnis START UP ini jika berkembang dan makin banyak pelanggan yang menyukai produk dan layanannya maka usaha masuk.ke fase GROWTH, pada fase ini pertumbuhan bisnis sangat cepat puluhan atau bahkan ratusan atau ribuan persen pertahun. Mendadak kapasitas produksi harus ditingkatkan berlipat, buka cabang bisa di lakukan dengan sangat cepat. Booming istilah kerennnya...keuntungan bagus dan kompetisi baru mulai muncul.

Sang pengusahapun sudah mulai berasa bisnisnya sukses... dan beragam godaan muncul...yah beragam banget namanya juga HKB alias horang kayah baru. Gaya hidup berubah, mulai diminta sharing sana sini dan menjadilah dia motivator #ehhh. Tapi senengnya adalah melihat semangat yang terpancar dari mereka yang berada di posisi ini. Deket-deket mereka ini penuh semangat, energi tinggi, berapi-api dan tentu saja "royal", bahkan tergoda untuk masuk ke tawaran-tawaran yang menggiurkan. Karena merasa jagoannya bisnis dan punya sentuhan midas. I've been there bro.

Fase berikutnya adalah ESTABLISHED, nah kalau Anda selamat melewati fase Growth, maka usaha menjadi Established dimana usaha sudah memiliki posisi di pasar dan memiliki pelanggan loyal. Pertumbuhan penjualan tidak eksplosif tapi termanage. Kehidupan bisnis menjadi rutinitas, nah yang di posisi ini memang kadang sang pengusaha mulai merasa agak jenuh dengan kegiatannya.
Mereka ini keren banget kalau energinya di salurkan untuk sharing pengalaman dan berbagi positif lainnya.

Masalahnya dengan posisi ESTABLISHED adalah, semakin lama pelanggan bosan dan yang jelas kompetisi sudah makin banyak di posisi ini. Memang sih kita bisa enjoy di sini. Akan tetapi kalau tidak move on, yang terjadi, kian lama market kegerus margin juga kian tipis...dan tahu-tahu bisnis bisa menderita.

Nah banyak pengusaha menyadari dan jengah dengan kondisi Established, mereka kangen dengan semangat pada posisi GROWTH, akan tetapi mengerek pertumbuhan pada bisnis dengan size yang sudah cukup besar ini tentu bukan hal mudah. Apalagi pilihan untuk keluar dari zona nyaman bisnis berjalan bagus dan hidup enak.

Akan tetapi buat mereka yang punya ambisi dan semangat tinggi. Pengusaha yang tidak cepat merasa puas. Akan terus bergerak masuk ke fase berikutnya. Yakni fase EXPANSION, sebuah fase yang tidak mudah dan beresiko besar jika salah strategy. Ini adalah fase scale up yang cara bermainnya seringkali berbeda dengan cara main sebelumnya. Expansion di lakukan dengan membuat produk-produk baru dengan segmen baru. Bisa jadi memproduksi produk yang lebih lengkap dari hulu ke hilir. Atau menaikkan kapasitas berlipat dari sebuah bisnis yang sudah cukup besar untuk melayani market dalam dan luar negeri.

Expansion seringkali membutuhkan modal yang sangat besar, lembaga keuangan seperti perbankan menjadi sahabat karib, bisa juga dengan mencari dana dari obligasi atau sukuk, membangun aliansi dengan partner strategis privat equity atau juga Go Public.

Langkah Expansion ini ibarat koin dengan dua sisi. Jika berhasil maka perusahaan benar-benar bisa masuk ke level baru dan menjadi too big to fail. Akan tetapi tanpa kepiawaian dan kehati-hatian dari pemilihan sumber pendanaan, pengelolaan dana besar yang masuk serta pengelolaan bisnis, maka perusahaan  bisa jadi masuk ke sisi koin berikutnya, yakni jurang kegagalan atau masuk fase krisis.....saya melihat banyak sekali contohnya.

Pertanyaan:
Untuk fase2 tsb apakah adah ideal timingnya?

Jawab:
Gak ada standar waktunya, tergantung situasi dan produknya, produk kuliner gerobakan bisa lebih pendek masanya di banding produk manufactur metal misalnya.  produk CocaCola malah ...    satu tahun pertama  laku 25 botol..

Pertanyaan:
Perlukah buka cabang baru lagi?

Jawab:
1. Kalo system sudah ada, tantangannya memastikan sistem berjalan, dulu saya ngetes seminggu ditinggal kemudian sebulan, kalo tetep jalan   go...  silahkan buka cabang lagi dan lagi, tapi kalo belum  benerin dulu...
2. Dipastikan yg dua ini beres dulu.sampeyan gak pernah marah marah atau jengkel,judeg sama karyawan.
Kalo masih suk marah ke karyawan bisa dibayangkan kalo punya 10 cabang.



Secara umum kita bisa bagi dalam 4 fase:
Fase pertama saat mulai bisnis kita nggak tau kelanjutannya, makanya disebut question mark atau tanda tanya....
Saat bisnis/produk mulai tumbuh.... disini disebutkan sbg masa star, dimana masa pertumbuhan tinggi dan market share jg tinggi, disini masih banyak membutuhkan investasi, meskipun sudah menghasilkan tapi krn pertumbuhan tinggi keuntungan jg sebagian kesedot unt meningkatkan kapasitas produksi
Saat berikutnya saat cash cow, dmn market share tinggi dan pertumbuhannya lambat, saat inilah saat mengambil hasil/keuntungan, krn sudah tidak perlu invest lagi. Tinggal ambil hasilnya
Terakhir adalam masa Dog market mulai turun dan pertumbuhan melambat.

Masing masing tidak ada batasan waktu yg jelas. Tapi sbg pengusaha jsngan lengah, pada saat cash cow harus segera disiapkan produk produk baru, sbg antisipasi jika produk yg lama masuk di posisi dog, maka yg baru sudah star atau bahkan cash cow.

Apakah semua produk mengalami  4 masa ini,  tidak semua. Masih ingat di mini market dulu ada produk nasi instant, kayaknya sekarang gak kelihatan lagi. Padahal belum cash cow, mungkin sempat masuk masa star sebentar, skrng sudah gak ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar