Disusun
Oleh:
|
1. Harsya
Javier Mahijja (ketua) |
(24051204047) |
|
2. Ezra
Migguelle Budi Dharma |
(24051204060) |
|
3. Frederica
Gabrielle Jovita Patty |
(24051204049) |
|
4. Anggun
Ismi Nurhalisa |
(24051204039) |
|
5. Auditania
Zeva Yunindra M.S |
(24051204041) |
|
6. Muhammad
Pandu Tri Kurniawan |
(24051204043) |
|
|
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Linux
merupakan salah satu sistem operasi atau OS yang banyak digunakan di bidang
teknologi saat ini, bersamaan dengan sistem OS Windows yang popular, mulai dari
desktop, server, hingga embeddes system. Kekuatan Linux berada pada Command
Line Interface (CLI), yang memberikan fleksibilitas, efisiensi, dan kontrol
yang mendalam bagi usernya. Dalam konteks matakuliah Sistem Operasi terlebih
praktikum ini, pengenalan CLI menjadi fondasi penting bagi mahasiswa untuk
memahami bagaimana sistem bekerja, melakukan konfigurasi jaringan, serta
mengelola keamanan sistem. Praktikum ini dirancang untuk mengasah kemampuan
dasar tersebut lewat instalasi dan eksplorasi CLI di beberapa distribusi Linux
secara virtual, dimana tim kami memilih Ubuntu dan Linux Mint sebagai basisnya.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
cara melakukan instalasi sistem operasi Linux di virtual machine?
2. Bagaimana
cara mengatur jaringan dan keamanan dasar pada sistem Linux?
3. Apa
saja perintah dasarCLI yang digunakan untuk pengelolaan sistem?
1.3 Tujuan
Laporan
1. Menjelaskan
proses instalasi sistem operasi Linux dengan virtual machine
2. Menyajikan
langkah-langkah pengaturan jaringan dan keamanan dasar pada sistem Linux.
3. Mendokumentasikan
penggunaan perintah CLI dalam lingkungan Linux secara praktis.
1.4 Manfaat
Penulisan
1. Memberi
pemahaman praktis tentang instalasi dan konfigurasi Linux.
2. Melatih
penggunaan perintah CLI sebagai alat utama pengelolaan sistem.
3. Meningkatkan
keterampilan troubleshooting dan pengoperasian sistem operasi open source
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Landasan Teori
Linux
merupakan turunan dari sistem Unix dan dikembangkan oleh Linus Torvalds pada
tahun 1991. Sistem operasi ini bersifat open source dan memiliki banyak
distribusi seperti Ubuntu, Debian, Fedora, Linux Mint, Arch, dan sebagainya,
yang masing-masing memiliki karaktersitik tersendiri tetapi mereka semuanya
berbasis kernel Linux yang sama.
Command
Line Interface (CLI) dalam Linux memungkinkan pengguna untuk mengakses dan
mengontrol sistem melalui perintah teks. CLI memberikan kecepatan dan efisiensi
dibanding GUI, serta juga menjadi alat penting bagi administrator sistem.
Sementara
itu, manajemen jaringan pada Linux juga dapat dilakukan lewat tool seperti
nmcli, nmtui, dan config file secara manual (/etc/network/interfaces atau
Netplan pada versi Ubuntu terbaru). Untuk firewall dan keamanan, firewall
seperti ufw atau iptables digunakan untuk emngatur lalu lintas jaringan dan
mencegah akses tidak sah.
2.2
Alat Dan Bahan
A.
Alat
1. Laptop
(milik Harsya Javier Mahijja) dengan spesifikasi: RAM 20 GB, SSD 512 GB, Intel
I7-Core 13650-HX 13th Gen, dan VGA NVIDIA GeForce RTX 4050 6 GB)
2. Oracle
VirtualBox Manager, download disini: https://www.virtualbox.org/
B.
Bahan
1. ISO
Ubuntu 64-bit (Utama)
2. ISO
Linux Mint 64-bit (Backup)
3. Virtual Box Extension: https://www.virtualbox.org/wiki/Downloads
2.3
Langkah - langkah
A. Ubuntu
1.Pastikan untuk mengunduh ISO Ubuntu terlebih dahulu dari website resmi: https://ubuntu.com/download/desktop

3. 3. Sebelum lanjut, pastikan Extension Pack nya terinstall terlebih dahulu. Lalu pilih
mount ISO Ubuntu.

4. 4. Lalu masukkan username (bagian unattended install), lalu Hardware dan Hard Disk.

Rekomendasi: sebaiknya, untuk di bagian hardware, spesifikasi virtual memory dibuat sekitar 4096 MB atau menyesuaikan spesifikasi laptop. Sementara untuk prosessor, pilih 1 atau 2 dari keseluruhan core prosessor yang ada untuk menghindari malfungsi sistem.
Dan
untuk hard disk, sebaiknya tidak menekan pre allocate disk kalau tidak diperlukan, karena virtual machine
dapat langsung menghabiskan storage di penyimpanan laptop sesuai size yang
diminta.
5. 5. Klik Finish dan instalan akan bekerja untuk menginstal Ubuntu di Virtual Machine.
Dapat sedikit memakan waktu apabila mengalami kendala jaringan. (gambar bawah
ini adalah interface awal saat instalan linux masih bekerja tapi sudah masuk ke
virtual machine)

6. 6. Apabila instalan berhasil bekerja, maka sistem akan di reboot untuk menyetel Ubuntu
untuk pertama kali. Lalu akan diminta untuk alokasi memory, menyetel password
dan nama akun, jaringan (pilih wired walaupun tidak kedetect wifi), dan
sebagainya. Komponen nya dapat diinstall secara otomatis atau manual tergantung
preferensi yang diinginkan.

7. 7. Proses ini akan memakan beberapa saat, dan apabila sudah siap, maka sistem akan
direset lagi dan apabila interface dibawah ini muncul, maka proses instalan sudah
selesai dan Ubuntu siap digunakan.

8. 8. (MENGECEK
DAN MENGINSTALL JARINGAN): Setelah instalasi
selesai, buka terminal pada Ubuntu, lalu ketik sudo nmtui untuk ngeset
jaringan. Masukkan password, lalu akan muncul seperti ini. Tekan edit connection
lalu aktifkan.

9. 9. Untuk mengecek koneksi apakah tersambung atau tidak, kita perlu mengetik ip a atau
nmcli device status di terminal seperti di bawah ini. Lalu kita coba uji
dengan ping google.com. Apabila ada balasan, maka berhasil. (bagian gambar
diatas nmcli device status itu adalah hasil dari terminal ip a)

1010. Mulai coba browsing dengan Firefox di Ubuntu (bawaan). Apabila berhasil connect ke
internet, maka Ubuntu siap digunakan untuk browsing. (terminal menunjukkan
hasil dari ping google.com, ujicoba dengan YouTube)

1111. (SETTING
KEAMANAN): Buka terminal lagi, lalu ketik sudo ufw
enable (Enable UFW/Firewall) dan cek status firewall nya lewat sudo ufw
verbose.

1212. (SETTING
KEAMANAN): Untuk mengecek keamanan, matikan auto
login Ubuntu. Lewat terminal, ketik sudo nano /etc/gdm3/custom.conf (abaikan
step ini jika memang dari awal login manual)
1313. Selesai.
Linux Ubuntu siap digunakan.
1414. BONUS: Jika ingin Ubuntu yang dipakai bisa jauh lebih full potential, buka terminal dan ketik sudo apt update && sudo apt upgrade -y untuk memastikan sistem diupdate dan fresh. Jangan lupa juga ketik sudo apt install build-essential curl git wget vim -y untuk tools system,
B.
Linux Mint (OPTIONAL)
Untuk
langkah pemasangan Linux Mint, sebenarnya hampir tidak berbeda jauh jika
dibandingkan dengan Ubuntu karena Linux Mint ini merupakan turunan dari sistem
Ubuntu asli. Karena Mint terdiri dari beberapa edisi, tim kami memilih
Cinnamon.
1. 1. Untuk
Linux Mint ISO, ada beberapa edisi yang dapat diunduh. Cinnamon yang full
potential, MATE yang lebih tradisional tapi kencang, dan juga Xfce yang
lightweight. Pastikan memilih ISO sesuai dengan spesifikasi dan keperluan. Cek
untuk lebih lengkap: https://linuxmint-installation-guide.readthedocs.io/en/latest/choose.html

2. 2. Setelah
memilih ISO yang diinginkan, ulangi langkah 2 seperti saat ingin mount ISO
Ubuntu. Dimana di jendela Oracle Virtual Box, pilih machine, click new, dan
mount ISO di bagian yang tertera. Lalu ulangi langkah 3 di penginstallan Ubuntu
diatas, dimana diminta untuk mengatur password, akun, hardware, dan harddisk
yang akan digunakan untuk Mint. Di bagian harddisk, bisa juga memilih antara
dynamic atau preallocate. Jika memilih preallocate, maka penyimpanan laptop
akan terkuras sedikit sesuai storage yang diinput, jadi pastikan digunakan
sesuai kebutuhan.
3. 3. Setelah
klik finish, maka proses penginstalan akan dimulai. Dimana proses ini akan
meminta user untuk mulai mengatur bahasa yang digunakan, keyboard, third party
software, zona waktu, dan juga akun serta password. Disarankan untuk tidak
menggunakan auto login, agar dapat menjamin keamanan sistem.

4. 4. Setelah
menentukan tipe installation (baik erase disk/otomatis atau something
else../manual) dan semua yang ada di langkah 3 selesai, maka
sistem akan copy file untuk menjalankan Linux Mint dan menginstall package-nya.
Apabila sudah selesai, langsung restart now atau reboot. Dan setelah
prosesnya selesai, maka hasilnya akan seperti ini.

5. 5. (INSTALL DAN MENGECEK JARINGAN): Setelah selesai
terinstall, buka terminal Mint, lalu mulai ketik nmcli device status (sama
seperti Ubuntu). Dan juga sudo dhclient enp0s3 untuk mengaktifkan
DHCP. (bagian error dibawah disebabkan karena DHCP sudah aktif dengan
sendirinya)

6. 6. (INSTALL
DAN MENGECEK JARINGAN): Ketik ping google.com
sambil mencoba browsing di browser bawaan Mint. Apabila terminal menunjukkan
ada respon, maka terindikasi telah terkoneksi ke internet.

7. 7. (SETTING
FIREWALL DAN KEAMANAN): Buka terminal dan klik sudo
ufw enable untuk aktivasi dan dan sudo ufw status verbose untuk
mengecek status keamanan yang tersedia.

8. 8. (OPSIONAL):
Jika sistem Mint ini dijalankan dengan sesi autologin,
maka dapat dimatikan dengan command sudo nano
/etc/lightdm.conf.d/90-linuxmint.conf dan sudo adduser guestuser serta
sudo usermod -aG sudo guestuser untuk menambahkan user baru dalam sesi
Linux Mint ini.
2.4
Hasil dan pembahasan
Pada
bagian ini, setelah tim kami mencoba booting up Linux dengan dua distro yang
berbeda, yaitu Linux Mint dan juga Ubuntu, maka kami dapat menyimpulkan ada
beberapa perbedaan performa disini. Praktikum ini kami lakukan dalam lingkungan
virtual dengan VirtualBox pada laptop host Windows 11 Pro. Masing-masing VM
diatur dengan koneksi jaringan bertipe NAT dan media instalasi berupa ISO.
“TABEL
PENJELASAN PERBEDAAN DUA DISTRO LINUX YANG DIGUNAKAN”
|
Komponen |
Linux Mint |
Ubuntu |
|
Base Distro |
Ubuntu LTS |
Ubuntu LTS |
|
Versi Diuji |
Linux Mint 21.3 “Virginia” |
Ubuntu 22.04.3 LTS (GNOME) |
|
UI |
Cinnamon |
GNOME |
|
Resource Usage |
Lebih ringan |
Sedikit lebih berat (RAM usage tinggi) |
|
Network Detect |
Wired (auto detect) |
Wired (aktifkan DHCP manual) |
|
Firewall |
Manual (ufw) |
Manual (ufw) |
|
Autologin |
Aktif |
Nonaktif |
|
CLI Tools |
Lengkap (cli, ufw, apt) |
Lengkap (cli, ufw, apt) |
Berdasarkan
pengujian yang tim kami lakukan, tim kami memperoleh temuan dimana Linux Mint
menunjukkan performa lebih ringan dan cocok untuk pengguna baru. Ubuntu,
walaupun sedikit lebih berat, memiliki dokumentasi dan ekosistem yang lebih
luas. Perbedaan juga terlihat pada sistem login, di mana Linux Mint secara
default mengaktifkan auto-login. Namun, kedua distro sama-sama mampu
menjalankan perintah CLI dasar, pengaturan jaringan, dan konfigurasi keamanan.
Dalam
proses instalasi, Ubuntu mengalami kendala pada tampilan grafis awal, yang
berhasil diatasi dengan memilih mode “Safe Graphics”. Sementara itu, Linux Mint
berjalan lebih lancar namun membutuhkan perbaikan konfigurasi auto-login untuk
alasan keamanan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
1. Proses
penginstallan Linux Mint dan Ubuntu dapat dilakukan dengan baik pada virtual
machine.
2. Linux Mint memberikan pengalaman instalasi
yang lebih ringan, sedangkan Ubuntu memiliki fitur lebih lengkap secara
default.
3. Pengaturan jaringan dan keamanan dasar dapat
dilakukan baik secara GUI maupun CLI, dengan tool seperti nmcli, nmtui, dan ufw.
4.
CLI sangat efektif dalam mengelola sistem operasi berbasis Linux.
3.2 Saran
Dari
praktikum Linux yang telah dilaksanakan, saran yang dapat diperoleh dari
praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. 1. Disarankan agar mahasiswa mencatat setiap
langkah konfigurasi dan mengambil tangkapan layar penting untuk dokumentasi.
2. 2. Gunakan jaringan stabil selama instalasi untuk
menghindari masalah saat pengunduhan paket tambahan.
3. 3. Praktikum akan lebih maksimal jika
disimulasikan ulang dengan distribusi lain seperti Debian atau Fedora untuk
pembanding lanjutan.
4. 4. Untuk user yang pertama kali mencoba Linux,
disarankan untuk mencoba Linux Mint terlebih dahulu sebelum menyelam lebih jauh
ke Ubuntu dan Debian.
5. 5. Proses remastering tools juga dapat dilakukan
dengan Ubuntu atau Debian selama memiliki tools yang mendukung.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Silberschatz, A., Galvin, P. B., & Gagne, G. (2018). Operating System Concepts (10th ed.). Wiley.
2. Shotts, W. E. (2019). The Linux Command Line: A Complete Introduction (2nd ed.). No Starch Press.
3. Debian
Documentation Project. (2024). Debian Administrator’s Handbook. https://debian-handbook.info/
4. Ubuntu Documentation. (2024). Official Ubuntu Help. https://help.ubuntu.com/
5. Linux Mint Community. (2024). Linux Mint User Guide. https://linuxmint.com/documentation.php
6. Arch Wiki. (2024). Arch Linux Wiki. https://wiki.archlinux.org
7. Red Hat.
(2024). Red Hat System Admin Guide. https://access.redhat.com/documentation
Tidak ada komentar:
Posting Komentar