Minggu, 20 April 2025

PRAKTIKUM SEDERHANA: PENGGUNAAN COMMAND LINE INTERFACE (CLI) PADA LINUX

 

Disusun Oleh:

1.    Harsya Javier Mahijja (ketua)

(24051204047)

2.    Ezra Migguelle Budi Dharma

(24051204060)

3.    Frederica Gabrielle Jovita Patty

(24051204049)

4.    Anggun Ismi Nurhalisa

(24051204039)

5.    Auditania Zeva Yunindra M.S

(24051204041)

6.    Muhammad Pandu Tri Kurniawan

(24051204043)

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Linux merupakan salah satu sistem operasi atau OS yang banyak digunakan di bidang teknologi saat ini, bersamaan dengan sistem OS Windows yang popular, mulai dari desktop, server, hingga embeddes system. Kekuatan Linux berada pada Command Line Interface (CLI), yang memberikan fleksibilitas, efisiensi, dan kontrol yang mendalam bagi usernya. Dalam konteks matakuliah Sistem Operasi terlebih praktikum ini, pengenalan CLI menjadi fondasi penting bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana sistem bekerja, melakukan konfigurasi jaringan, serta mengelola keamanan sistem. Praktikum ini dirancang untuk mengasah kemampuan dasar tersebut lewat instalasi dan eksplorasi CLI di beberapa distribusi Linux secara virtual, dimana tim kami memilih Ubuntu dan Linux Mint sebagai basisnya.

1.2  Rumusan Masalah

1.     Bagaimana cara melakukan instalasi sistem operasi Linux di virtual machine?

2.     Bagaimana cara mengatur jaringan dan keamanan dasar pada sistem Linux?

3.     Apa saja perintah dasarCLI yang digunakan untuk pengelolaan sistem?

1.3  Tujuan Laporan

1.     Menjelaskan proses instalasi sistem operasi Linux dengan virtual machine

2.     Menyajikan langkah-langkah pengaturan jaringan dan keamanan dasar pada sistem Linux.

3.     Mendokumentasikan penggunaan perintah CLI dalam lingkungan Linux secara praktis.

1.4  Manfaat Penulisan

1.     Memberi pemahaman praktis tentang instalasi dan konfigurasi Linux.

2.     Melatih penggunaan perintah CLI sebagai alat utama pengelolaan sistem.

3.     Meningkatkan keterampilan troubleshooting dan pengoperasian sistem operasi open source


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Linux merupakan turunan dari sistem Unix dan dikembangkan oleh Linus Torvalds pada tahun 1991. Sistem operasi ini bersifat open source dan memiliki banyak distribusi seperti Ubuntu, Debian, Fedora, Linux Mint, Arch, dan sebagainya, yang masing-masing memiliki karaktersitik tersendiri tetapi mereka semuanya berbasis kernel Linux yang sama.

Command Line Interface (CLI) dalam Linux memungkinkan pengguna untuk mengakses dan mengontrol sistem melalui perintah teks. CLI memberikan kecepatan dan efisiensi dibanding GUI, serta juga menjadi alat penting bagi administrator sistem.

Sementara itu, manajemen jaringan pada Linux juga dapat dilakukan lewat tool seperti nmcli, nmtui, dan config file secara manual (/etc/network/interfaces atau Netplan pada versi Ubuntu terbaru). Untuk firewall dan keamanan, firewall seperti ufw atau iptables digunakan untuk emngatur lalu lintas jaringan dan mencegah akses tidak sah.

2.2 Alat Dan Bahan

A. Alat

1.     Laptop (milik Harsya Javier Mahijja) dengan spesifikasi: RAM 20 GB, SSD 512 GB, Intel I7-Core 13650-HX 13th Gen, dan VGA NVIDIA GeForce RTX 4050 6 GB)

2.     Oracle VirtualBox Manager, download disini: https://www.virtualbox.org/

B. Bahan

1.     ISO Ubuntu 64-bit (Utama)

2.     ISO Linux Mint 64-bit (Backup)

3.     Virtual Box Extension: https://www.virtualbox.org/wiki/Downloads

2.3 Langkah - langkah 

A. Ubuntu

1.Pastikan untuk mengunduh ISO Ubuntu terlebih dahulu dari website resmi: https://ubuntu.com/download/desktop


2. Setelah terunduh, buka Oracle VirtualBox Manager, lalu klik New pada bagian Machine/ CTRL+N

 



3.   3. Sebelum lanjut, pastikan Extension Pack nya terinstall terlebih dahulu. Lalu pilih mount ISO Ubuntu.



4.     4. Lalu masukkan username (bagian unattended install), lalu Hardware dan Hard Disk.


Rekomendasi: sebaiknya, untuk di bagian hardware, spesifikasi virtual memory dibuat sekitar 4096 MB atau menyesuaikan spesifikasi laptop. Sementara untuk prosessor, pilih 1 atau 2 dari keseluruhan core prosessor yang ada untuk menghindari malfungsi sistem.

Dan untuk hard disk, sebaiknya tidak menekan pre allocate disk  kalau tidak diperlukan, karena virtual machine dapat langsung menghabiskan storage di penyimpanan laptop sesuai size yang diminta.

5.  5. Klik Finish dan instalan akan bekerja untuk menginstal Ubuntu di Virtual Machine. Dapat sedikit memakan waktu apabila mengalami kendala jaringan. (gambar bawah ini adalah interface awal saat instalan linux masih bekerja tapi sudah masuk ke virtual machine)



6.    6. Apabila instalan berhasil bekerja, maka sistem akan di reboot untuk menyetel Ubuntu untuk pertama kali. Lalu akan diminta untuk alokasi memory, menyetel password dan nama akun, jaringan (pilih wired walaupun tidak kedetect wifi), dan sebagainya. Komponen nya dapat diinstall secara otomatis atau manual tergantung preferensi yang diinginkan.


7.    7. Proses ini akan memakan beberapa saat, dan apabila sudah siap, maka sistem akan direset lagi dan apabila interface dibawah ini muncul, maka proses instalan sudah selesai dan Ubuntu siap digunakan.



8.     8. (MENGECEK DAN MENGINSTALL JARINGAN): Setelah instalasi selesai, buka terminal pada Ubuntu, lalu ketik sudo nmtui untuk ngeset jaringan. Masukkan password, lalu akan muncul seperti ini. Tekan edit connection lalu aktifkan.


9.     9. Untuk mengecek koneksi apakah tersambung atau tidak, kita perlu mengetik ip a atau nmcli device status di terminal seperti di bawah ini. Lalu kita coba uji dengan ping google.com. Apabila ada balasan, maka berhasil. (bagian gambar diatas nmcli device status itu adalah hasil dari terminal ip a)



1010. Mulai coba browsing dengan Firefox di Ubuntu (bawaan). Apabila berhasil connect ke internet, maka Ubuntu siap digunakan untuk browsing. (terminal menunjukkan hasil dari ping google.com, ujicoba dengan YouTube)



1111. (SETTING KEAMANAN): Buka terminal lagi, lalu ketik sudo ufw enable (Enable UFW/Firewall) dan cek status firewall nya lewat sudo ufw verbose.



1212. (SETTING KEAMANAN): Untuk mengecek keamanan, matikan auto login Ubuntu. Lewat terminal, ketik sudo nano /etc/gdm3/custom.conf (abaikan step ini jika memang dari awal login manual)

1313. Selesai. Linux Ubuntu siap digunakan.

1414. BONUS: Jika ingin Ubuntu yang dipakai bisa jauh lebih full potential, buka terminal dan ketik sudo apt update && sudo apt upgrade -y untuk memastikan sistem diupdate dan fresh. Jangan lupa juga ketik sudo apt install build-essential curl git wget vim -y untuk tools system,

 

B. Linux Mint (OPTIONAL)

Untuk langkah pemasangan Linux Mint, sebenarnya hampir tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan Ubuntu karena Linux Mint ini merupakan turunan dari sistem Ubuntu asli. Karena Mint terdiri dari beberapa edisi, tim kami memilih Cinnamon.

1.    1. Untuk Linux Mint ISO, ada beberapa edisi yang dapat diunduh. Cinnamon yang full potential, MATE yang lebih tradisional tapi kencang, dan juga Xfce yang lightweight. Pastikan memilih ISO sesuai dengan spesifikasi dan keperluan. Cek untuk lebih lengkap: https://linuxmint-installation-guide.readthedocs.io/en/latest/choose.html

 


2.    2. Setelah memilih ISO yang diinginkan, ulangi langkah 2 seperti saat ingin mount ISO Ubuntu. Dimana di jendela Oracle Virtual Box, pilih machine, click new, dan mount ISO di bagian yang tertera. Lalu ulangi langkah 3 di penginstallan Ubuntu diatas, dimana diminta untuk mengatur password, akun, hardware, dan harddisk yang akan digunakan untuk Mint. Di bagian harddisk, bisa juga memilih antara dynamic atau preallocate. Jika memilih preallocate, maka penyimpanan laptop akan terkuras sedikit sesuai storage yang diinput, jadi pastikan digunakan sesuai kebutuhan.

3.  3. Setelah klik finish, maka proses penginstalan akan dimulai. Dimana proses ini akan meminta user untuk mulai mengatur bahasa yang digunakan, keyboard, third party software, zona waktu, dan juga akun serta password. Disarankan untuk tidak menggunakan auto login, agar dapat menjamin keamanan sistem.



4.   4. Setelah menentukan tipe installation (baik erase disk/otomatis atau something else../manual) dan semua yang ada di langkah 3 selesai, maka sistem akan copy file untuk menjalankan Linux Mint dan menginstall package-nya. Apabila sudah selesai, langsung restart now atau reboot. Dan setelah prosesnya selesai, maka hasilnya akan seperti ini.

 


5.   5. (INSTALL DAN MENGECEK JARINGAN): Setelah selesai terinstall, buka terminal Mint, lalu mulai ketik nmcli device status (sama seperti Ubuntu). Dan juga sudo dhclient enp0s3 untuk mengaktifkan DHCP. (bagian error dibawah disebabkan karena DHCP sudah aktif dengan sendirinya)

 


6.     6. (INSTALL DAN MENGECEK JARINGAN): Ketik ping google.com sambil mencoba browsing di browser bawaan Mint. Apabila terminal menunjukkan ada respon, maka terindikasi telah terkoneksi ke internet.

 

7.   7. (SETTING FIREWALL DAN KEAMANAN): Buka terminal dan klik sudo ufw enable untuk aktivasi dan dan sudo ufw status verbose untuk mengecek status keamanan yang tersedia.



8.    8. (OPSIONAL): Jika sistem Mint ini dijalankan dengan sesi autologin, maka dapat dimatikan dengan command sudo nano /etc/lightdm.conf.d/90-linuxmint.conf dan sudo adduser guestuser serta sudo usermod -aG sudo guestuser untuk menambahkan user baru dalam sesi Linux Mint ini.

 

2.4 Hasil dan pembahasan

Pada bagian ini, setelah tim kami mencoba booting up Linux dengan dua distro yang berbeda, yaitu Linux Mint dan juga Ubuntu, maka kami dapat menyimpulkan ada beberapa perbedaan performa disini. Praktikum ini kami lakukan dalam lingkungan virtual dengan VirtualBox pada laptop host Windows 11 Pro. Masing-masing VM diatur dengan koneksi jaringan bertipe NAT dan media instalasi berupa ISO.

TABEL PENJELASAN PERBEDAAN DUA DISTRO LINUX YANG DIGUNAKAN

Komponen

Linux Mint

Ubuntu

Base Distro

Ubuntu LTS

Ubuntu LTS

Versi Diuji

Linux Mint 21.3 “Virginia”

Ubuntu 22.04.3 LTS (GNOME)

UI

Cinnamon

GNOME

Resource Usage

Lebih ringan

Sedikit lebih berat (RAM usage tinggi)

Network Detect

Wired (auto detect)

Wired (aktifkan DHCP manual)

Firewall

Manual (ufw)

Manual (ufw)

Autologin

Aktif

Nonaktif

CLI Tools

Lengkap (cli, ufw, apt)

Lengkap (cli, ufw, apt)

Berdasarkan pengujian yang tim kami lakukan, tim kami memperoleh temuan dimana Linux Mint menunjukkan performa lebih ringan dan cocok untuk pengguna baru. Ubuntu, walaupun sedikit lebih berat, memiliki dokumentasi dan ekosistem yang lebih luas. Perbedaan juga terlihat pada sistem login, di mana Linux Mint secara default mengaktifkan auto-login. Namun, kedua distro sama-sama mampu menjalankan perintah CLI dasar, pengaturan jaringan, dan konfigurasi keamanan.

Dalam proses instalasi, Ubuntu mengalami kendala pada tampilan grafis awal, yang berhasil diatasi dengan memilih mode “Safe Graphics”. Sementara itu, Linux Mint berjalan lebih lancar namun membutuhkan perbaikan konfigurasi auto-login untuk alasan keamanan.


BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

1.     Proses penginstallan Linux Mint dan Ubuntu dapat dilakukan dengan baik pada virtual machine.

2.     Linux Mint memberikan pengalaman instalasi yang lebih ringan, sedangkan Ubuntu memiliki fitur lebih lengkap secara default.

3.     Pengaturan jaringan dan keamanan dasar dapat dilakukan baik secara GUI maupun CLI, dengan tool seperti nmcli, nmtui, dan ufw.

4.     CLI sangat efektif dalam mengelola sistem operasi berbasis Linux.

3.2  Saran

Dari praktikum Linux yang telah dilaksanakan, saran yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

1.   1. Disarankan agar mahasiswa mencatat setiap langkah konfigurasi dan mengambil tangkapan layar penting untuk dokumentasi.

2.     2. Gunakan jaringan stabil selama instalasi untuk menghindari masalah saat pengunduhan paket tambahan.

3.     3. Praktikum akan lebih maksimal jika disimulasikan ulang dengan distribusi lain seperti Debian atau Fedora untuk pembanding lanjutan.

4.     4. Untuk user yang pertama kali mencoba Linux, disarankan untuk mencoba Linux Mint terlebih dahulu sebelum menyelam lebih jauh ke Ubuntu dan Debian.

5.   5. Proses remastering tools juga dapat dilakukan dengan Ubuntu atau Debian selama memiliki tools yang mendukung.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1.     Silberschatz, A., Galvin, P. B., & Gagne, G. (2018). Operating System Concepts (10th ed.). Wiley.

2.     Shotts, W. E. (2019). The Linux Command Line: A Complete Introduction (2nd ed.). No Starch Press.

3. Debian Documentation Project. (2024). Debian Administrator’s Handbook. https://debian-handbook.info/ 

4.     Ubuntu Documentation. (2024). Official Ubuntu Help. https://help.ubuntu.com/

5. Linux Mint Community. (2024). Linux Mint User Guide. https://linuxmint.com/documentation.php

6.     Arch Wiki. (2024). Arch Linux Wiki. https://wiki.archlinux.org

7. Red Hat. (2024). Red Hat System Admin Guide. https://access.redhat.com/documentation

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar