Senin, 11 Oktober 2021

ANALISIS PERBEDAAN PENYEDIA LAYANAN CLOUD DEWACLOUD (NASIONAL) DAN AMAZON EC2 (INTERNASIONAL)

  ANALISIS PERBEDAAN PENYEDIA LAYANAN CLOUD

DEWACLOUD (NASIONAL) DAN AMAZON EC2 (INTERNASIONAL)

MATA KULIAH 

CLOUD COMPUTING




Disusun Oleh :

Ahmad Ubaidillah Putra                    (18051204024)

Muhammad Aditya Wahyu Nugroho (18051204073)



PENDAHULUAN

Cloud computing jika terjemahkan secara harfiah berarti ‘komputasi awan’. Dalam hal ini yang dimaksud adalah proses komputerisasi sebuah teknologi yang berbasis internet. Sistem cloud computing memungkinkan penggunanya untuk menyimpan dan mengolah data secara virtual. Pengguna juga tidak perlu menyiapkan platform maupun infrastruktur pendukung, melainkan hanya tinggal menggunakan platform-platform yang telah tersedia. Platform ini ada yang gratis (free for use) maupun berbayar. Biasanya versi berbayar ini fitur-fitur yang dapat digunakan lebih banyak dan lebih lengkap.

Saat ini platform yang menyediakan layanan komputasi awan/cloud computing ada sangat banyak, mulai dari platform cloud lokal hingga yang memiliki skala internasional. Keduanya tentunya memiliki perbedaan, mulai dari cakupan layanan hingga tingkat kepercayaan publik yang berbeda-beda antar platform, semuanya dipengaruhi oleh pengalaman pengguna serta profesionalitas perusahaannya.

Pada dokumen ini nantinya akan dilakukan analisis terhadap platform cloud nasional yang dibandingkan dengan platform cloud internasional, ada banyak aspek yang dijadikan sebagai parameter pembandingnya. Perbandingan dilakukan untuk menemukan perbedaan serta menganalisis keunggulan dan kelemahan atar platform yang ada saat ini, sehingga diharapkan dokumen ini bisa dijadikan sebagai rujukan dalam proses evaluasi suatu platform cloud.


PEMBAHASAN

I.               Pengenalan

Sebelum mencoba untuk menggunakan layanan yang ada pada kedua platform, hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai kedua platform yang hendak kita ujicoba. Berikut merupakan sedikit penjelasan mengenai keduanya.

1.   Platform Cloud Nasional (Dewacloud by Dewaweb)

Gambar 1. Welcome Page dari Website Dewacloud

 DEWACLOUD adalah platform cloud next generation untuk para Developers dan DevOps yang menyukai kemudahan (simplicity) dalam melakukan pekerjaannya. Dengan perkembangan teknologi application development dan CI/CD yang semakin canggih dan juga mengarah ke multi cloud dan hybrid deployments, kompleksitas semakin bertambah dan resources yang dibutuhkan untuk mengelola ini semakin banyak dan mahal.


2.   Platform Cloud Internasional (AWS EC2 by Amazon)

Gambar 2. Welcome Page dari Website AWS EC2

Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2) adalah layanan web yang menyediakan kapasitas komputasi yang aman dan dapat diubah ukurannya di cloud. Ini dirancang untuk membuat komputasi awan skala web lebih mudah bagi pengembang. Antarmuka layanan web sederhana Amazon EC2 memungkinkan Anda memperoleh dan mengonfigurasi kapasitas dengan gesekan minimal. Ini memberi Anda kendali penuh atas sumber daya komputasi Anda dan memungkinkan Anda berjalan di lingkungan komputasi Amazon yang telah terbukti.


II.            Ujicoba

Ujicoba yang hendak kita laksanakan pada kedua platform tersebut yakni proses pembuatan virtual machine (VMs) yang ada pada kedua platform (Dewacloud dan AWS EC2).

Dengan melakasanakan ujicoba tersebut pada kedua platform, kita bisa membandingkan keduanya melalui pengalaman user yang kita dapatkan.

1.   Platform Cloud Nasional (Dewacloud  by Dewaweb)

Gambar 3.1. Welcome Pop-Up Dewacloud

Berikut merupakan tampilan yang muncul ketika pertama kali kita berhasil login ke Dewacloud PaaS. Kita disambut mini tutotorial yang sangat membantu kita mengonfigurasi Virtual Machine untuk pertama kali.

Gambar 3.2 Konfigurasi VM’s

Gambar di atas merupakan configuration box dari Dewacloud. Disinilah kita bisa mengonfigurasi Virtual Machine yang hendak kita gunakan. Terlihat tampilannya cukup sederhana sehingga memudahkan kita sebagai pengguna untuk melakukan konfigurasi.

Dimulai dari top bar yang ada di atas, terlihat ada banyak bahasa pemrograman yang disediakan (Java, PHP, Ruby, .NET, Node.js, Phyton, dan Lang).

Lalu jika diperhatikan, configuration box tersebut terlihat dibagi menjadi 3 sesi. Di sebelah kiri ada mini topology, di tengah ada configuration settings, dan di sebelah kanan ada Container Resources.

Pada menu mini topology, kita bisa memilih hendak menggunakan service yang kita inginkan. Lebih jelas kita bisa menentukan Balancer, Compute, Database, dan Storage. Pada tiap-tiap layer/environment pun kita masih bisa memilih sesuai kehendak kita. Contohnya pada Database, akan ada beberapa opsi yakni PostgreSQL, MySQL, MariaDB, atau Percona.

Selanjutnya pada menu configuration settings, bisa dilihat di sana kita bisa mengatur beberapa hal. Seperti Vertical dan Horizontal Scalling per Node, versi services yang hendak kita gunakan, disk limit, delay, mengaktifkan public IP.

Tidak lupa, di ujung kiri (bendera Indonesia) merupakan lokasi penyimpanan database. Ada berbagai macam opsi. Kebanyakan ada di dalam negeri (Indonesia). Opsi lainnya ada di Singapura.

Lalu pada menu container resources akan ditampilkan simulasi perhitungan harga/biaya yang akan dikenai sesuai dengan konfigurasi yang sudah kita atur.

Jika sudah selesai, kita hanya perlu menekan tombol create, tunggu beberapa menit dan virtual machine yang sudah kita konfigurasi telah siap digunakan.

Gambar 3.3 Configuration box pada opsi pemrograman yang berbeda

Tidak ada perbedaaan yang mencolok pada configuration box pada bahasa pemrograman yang berbeda. Hanya pada compute. Masing-masing sesuai / sama dengan bahasa pemrograman yang digunakan.

Menu configuration settings dan container resources pun sama persis pada masing-masing bahasa pemrograman.

Gambar 3.4 Berbagai opsi yang ada pada tiap-tiap container

Bisa dilihat pada tiap-tiap container banyak opsi variasi yang bisa kita pilih. Konfigurasi sesuai kebutuhan dan jangan lupa check container resources untuk memperkirakan biaya yang akan dikenakan.

Gambar 3.4 Container Resources Detail

Berikut merupakan tampilan dari menu container resources. Bisa dicheck biaya tiap-tiap servicenya. Untuk menampilkan rata-rata biayanya pun bisa diganti dengan opsi perjam/minggu/bulan.

Gambar 3.5 Tampilan Opsi Lokasi Database

Berikut merupakan daftar lokasi tempat database disimpan. Untuk saat ini hanya ada 4 pilihan. 3 di Indonesia, 1 di Singapura.

Gambar 3.6 Tampilan Opsi Lokasi Database

Proses create virtual machine. Proses ini hanya memerlukan 2-5 menit saja.

Gambar 3.7 Virtual Machine telah berjalan

Gambar 3.8 Tampilan Opsi Lokasi Database

Tampilan default ketika launch terminal tanpa mengedit apapun.


Gambar 3.8 Popup authentication password ketika terminate VMs

Jangan lupa terminate server ketika VMs sudah selesai digunakan. Karena untuk menghindari tagihan yang mungkin membengkak di belakang kelak.


2.   Platform Cloud Internasional (AWS EC2 by Amazon)

 Gambar 4.1 Tampilan awal setelah berhasil login AWS EC2

 Gambar 4.2 Memilih Machine Image

Untuk welcome screen nya tidak ada sebab akun ini sudah saya gunakan sebelumnya. Seingat saya tidak ada welcome screen seperti yang ada pada dewacloud (Mini tutorial).

Langkah awal dalam membuat Virtual Machine di AWS EC2 yakni memilih Amazon Machine Image (IMA) yang hendak digunakan. Banyak pilihan yang ada dengan spesifikasi yang berbeda-beda pula. Hanya saja pada percobaan kali ini kita menggunakan Amazon Linux 2 AMI (HVMI) – Kernel 5.10, SSD Volume Type dikarenakan IMA tersebut merupakan yang tersedia pada free tier.

Gambar 4.3 Konfigurasi Detail Instansi

Langkah selanjutnya merupakan konfigurasi instansi yang hendak digunakan. Banyak sekali yang harus dikonfigurasi pada tahap ini. Seperti yang bisa dilihat, kita bisa mengonfigurasi detail-detail tersbut pada laman tersebut. 

Gambar 4.4 Konfigurasi Storage

Pada tahap ini, kita bisa mengatur mengenai jenis/besar penyimpanan yang hendak kita terapkan pada instansi yang akan kita buat.

Gambar 4.5 Konfigurasi Tags

Gambar 4.5 Konfigurasi Security Group

Pada laman berikut kita bisa mengatur security group VMs milik kita. Siapa saja yang bisa mengakses, dari range IP mana saja yang bisa mengakses, dan sebagainya. Hal-hal yang berhubungan dengan akses bisa diatur disini.

Gambar 4.6 Review Konfigurasi

Tahap terakhir yakni review konfigutasi yang sudah kita atur sebelumnya. Tentu saja kita tidak ingin ada konfigurasi yang salah setelah kita terlanjur membuat VMs. Pastikan konfigurasi yang ada sudah sesuai dengan yang kita inginkan. Jika sudah, lanjutkan dengan klik Launch di pojok kanan.

Gambar 4.7 Mengatur Key Pair

Pada tahap ini, kita diwajibkan mengatur key pair untuk VM yang hendak kita buat. Berhubung saya sudah pernah membuat key pair, jadi hanya tinggal menggunakan yang sudah ada. Jika belum, kita bisa mengenerate key pair pada laman yang sama. Hanya perlu memberi nama file, download, lalu simpan untuk digunakan kedepannya.


Gambar 4.8 Proses create VM

Proses ini memerlukan waktu sekitar 2-5 menit. Tunggu hingga status berubah dari pending ke running.

Gambar 4.9 VM sudah berhasil berjalan

Virtual Machine sudah berhasil berjalan dengan lancar. Hanya perlu connect sesuai dengan metode yang diinginkan.

Gambar 4.10 Opsi connect ke VM yang sudah kita buat

Nah bisa dilihat di atas ada 4 metode untuk mengakses VM yang sudah kita buat sebelumnya, masing-masing EC2 Instant Connect, Session manager, SSH Client, dan EC2 Serial Console.

Gambar 4.11 VM berhasil berjalan dan digunakan

Amazon AWS EC2 berhasil berjalan. VM bisa digunakan sesuai keinginan dan kebutuhan.

Gambar 4.12 Warn Popup ketika hendak terminate instance


Gambar 4.13 Instance Terminated

Sama seperti sebelumnya, jangan lupa terminate instances ketika sudah tidak akan digunakan lagi. Untuk menghindari biaya yang tidak diinginkan.


III.         Perbandingan

Telah kita dapatkan pengalaman membuat VM pada kedua platform (Dewacloud dan AWS EC2). Hal ini kita rasa cukup untuk kita buatkan perbandingan diantara keduanya.

Perbandingan yang sangat mencolok yang kami rasakan ketika menggunakan kedua platform tersebut yakni kenyamanan dalam pembuatan VM. Pada Dewacloud terasa lebih simple mengingat semua dilakukan pada satu laman yang sama. Sedangkan pada AWS EC2, konfigurasinya bisa dikatakan cukup mudah, hanya saja rasanya terlalu banyak yang harus dikonfigurasi. Kami rasa hal ini tidak ramah untuk orang-orang yang hendak menggunakan cloud service untuk pertama kali.

Untuk fitur konfigurasi, sebenarnya kurang lebih keduanya sama (sebagian besar). Hanya saja pada amazon AWS EC2 lebih rinci.

Kesimpulannya, Dewacloud lebih cocok untuk digunakan orang-orang yang baru berkenalan dengan cloud computing. Sedangkan Amazon AWS EC2 lebih cocok untuk orang yang sebelumnya sudah terjun ke cloud computing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar