Disusun Oleh:
|
1.
Arya Bagus Adipranata |
(24051204044) |
|
2. Rosma Ibrahim |
(24051204048) |
|
3. Bagus Sinar Saputra |
(24051204056) |
|
4. Qanitah Khaula Artyana |
(24051204062) |
|
5. Dhabit Hadi Dwitama |
(24051204064) |
|
6. Muhammad Zikri
Kurniawan |
(24051204066) |
|
7. Dzikrillah Rachmah Az
Zahra |
(24051204067) |
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam dunia jaringan komputer, Domain Name System (DNS) adalah elemen
penting yang memungkinkan pengguna untuk mengakses alamat situs atau layanan
jaringan dengan nama domain yang mudah diingat, tanpa harus mengetahui alamat
IP-nya secara langsung. DNS berfungsi seperti buku telepon internet, yang mengubah
nama domain menjadi alamat IP dan sebaliknya, sehingga membuat komunikasi dalam
jaringan lebih efisien dan ramah pengguna.
Penggunaan server DNS sangat krusial, terutama
dalam jaringan lokal dan juga global. Salah satu aplikasi server DNS yang
populer adalah BIND9 (Berkeley Internet
Name Domain versi 9), yang bersifat open-source
dan mendukung berbagai macam konfigurasi zona. Sementara itu, Debian 10 sebagai
sistem operasi Linux yang stabil sering digunakan sebagai server, menjadikannya
pilihan yang ideal untuk praktik konfigurasi jaringan.
Konfigurasi server DNS dilakukan
menggunakan BIND9 pada system operasi Debian 10 melalui praktikum sederhana
ini. Praktik ini bertujuan untuk memberikan pemahaman fundamental mengenai
mekanisme DNS, struktur file konfigurasi, serta cara mengelola zona domain dan
domain terbalik. Praktikum ini diharapkan dapat berfungsi sebagai langkah awal
dalam memahami layanan jaringan yang lebih kompleks dan menjadi fondasi bagi
kemampuan administrasi jaringan di masa depan.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana
cara menginstal dan mengonfigurasi DNS server menggunakan BIND9 pada
sistem operasi Debian 10?
- Bagaimana
cara membuat konfigurasi zona domain (forward)
dan zona reverse agar DNS server
dapat berjalan dengan benar?
- Apa
saja kendala umum yang dapat terjadi dalam proses konfigurasi DNS server
dan bagaimana solusi penanganannya?
1.3 Tujuan Laporan
- Menjelaskan
langkah-langkah instalasi dan konfigurasi DNS server menggunakan BIND9
pada Debian 10.
- Memberikan
pemahaman tentang fungsi serta cara kerja DNS server dalam jaringan lokal.
- Melatih
kemampuan praktik dalam mengelola layanan jaringan, khususnya dalam
konfigurasi domain name system
(DNS).
1.4 Manfaat Penulisan
- Memotivasi
penguasaan pemanfaatan sistem operasi Debian sebagai server jaringan.
- Membangun
pemahaman yang mendalam tentang konsep kerja DNS, baik dari segi teori
maupun praktik.
- Menjadi
landasan bagi penerapan konfigurasi layanan jaringan tingkat lanjut di
masa yang akan datang, seperti server web atau server email.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Landasan Teori
2.1.1 DNS (Domain Name System)
Domain
Name System (DNS) adalah alat yang dapat mengubah nama domain seperti
www.example.com menjadi alamat IP numerik yang dapat dikenali komputer, seperti
192.168.1.1. Jika DNS tidak ada, pengguna harus mengingat alamat IP setiap
situs yang ingin mereka akses. DNS memainkan peran penting dalam membantu
perangkat berkomunikasi satu sama lain dalam jaringan, terutama dalam skala
besar seperti internet.
DNS
berfungsi sebagai "buku telepon" internet, menggabungkan nama domain
dengan alamat IP. Ketika pengguna mengetikkan nama domain di browser,
permintaan dikirim ke server DNS, yang mencari data alamat IP yang sesuai dan
mengarahkan pengguna ke server yang dimaksud. Beberapa jenis server DNS,
seperti recursive resolver, root server, dan authoritative
name server, terlibat dalam proses ini.
2.1.2
Sistem Operasi Debian
Debian
merupakan distribusi Linux yang gratis dan open
source, terkenal karena stabilitas dan keamanannya. Debian kerap dipakai
sebagai sistem operasi untuk server karena kemampuannya dalam mengelola beragam
layanan dengan baik.
Debian
menyediakan manajemen paket yang efektif melalui APT, membuat proses instalasi
dan pembaruan perangkat lunak menjadi lebih mudah. Dalam laporan ini,
diterapkan Debian versi 10 (Buster), yang merupakan rilis stabil dengan
dukungan jangka panjang (LTS) serta pembaruan keamanan yang teratur, sehingga
ideal untuk kebutuhan server.
2.1.3 BIND9
BIND
(Berkeley Internet Name Domain)
merupakan salah satu perangkat lunak server DNS yang paling banyak dipakai di
sistem operasi berbasis Unix/Linux, termasuk di Debian. Versi BIND9 adalah
rilis stabil yang mendukung pengaturan DNS terkini, termasuk DNS dinamis, IPv6,
dan keamanan DNSSEC. BIND9 memungkinkan pengguna untuk mengatur zona DNS baik
secara lokal maupun melalui jaringan
2.1.4 DNSUTILS
DNSUTILS
merupakan kumpulan utilitas dalam sistem operasi Debian yang menawarkan alat
untuk memeriksa dan menguji konfigurasi DNS. Beberapa perintah utama yang
ditawarkan oleh dnsutils adalah nslookup, dig, dan host, yang berfungsi untuk
memeriksa apakah server DNS beroperasi dengan baik dan mampu mengonversi nama
domain ke alamat IP (forward lookup) serta sebaliknya (reverse lookup). Paket ini sangat
membantu dalam proses pemecahan masalah dan pengujian hasil konfigurasi DNS
server.
2.1.4 Konfigurasi SSH Server
Konfigurasi
DNS server adalah proses pengaturan server agar dapat menerjemahkan nama domain
ke alamat IP dan sebaliknya. Dalam sistem operasi Debian, hal ini biasanya
dilakukan menggunakan aplikasi BIND9. Proses konfigurasi meliputi penentuan
zona forward dan reverse, pembuatan file zona, pengisian record A dan PTR,
serta pengujian menggunakan perintah seperti nslookup.
2.2
Alat Dan Bahan
Berikut alat dan bahan yang
digunakan:
2.2.1 Laptop dengan Spesifikasi:
●
RAM: 8 GB
●
Storage: 477 GB (SSD)
●
Sistem Operasi: Windows 11
2.2.2 Debian 10.13.0 (Buster) 64-bit
Netinst ISO
●
Tipe: Image ISO untuk instalasi minimal
2.2.3 VM Ware 16 Pro
●
Virtualisasi
Versi 16 ini mendukung berbagai
fitur baru dan stabilitas untuk menjalankan virtual machine dengan berbagai
sistem operasi, termasuk Debian.
2.3
Langkah - langkah
Berikut adalah langkah-langkah
konfigurasi SSH Server di Debian 10.13.0 pada VMware Workstation Pro 16:
2.3.1
Membuka VMware Workstation Pro 16
2.3.2
Nyalakan debian 10, klik
“Power on this virtual machine”
2.3.3
Login dengan root dan password yang telah dibuat
2.3.4
Install bind9, ketik “apt-get
install bind9”
2.3.5
Install dnsutils, ketik “apt-get
install dnsutils”
2.3.6
Ketik “cd/etc/bind” lalu ketik “ls”
2.3.7
Lalu tambahkan folder domain, ketik “mkdir db.domain”
2.3.8
Ketik “nano named.conf” lalu
isi untuk file forward dan reverse
2.3.9
Copy folder db.local, db. domain, db.127 dan db.192
2.3.10 Ketikan “nano db.domain” lalu enter
2.3.11 Lalu ubah pada bagian
AAA
Menjadi
2.3.12 Ketikan “nano db.192” lalu enter
2.3.11 Tambahkan 1 baris PTR
2.3.12 Ketik “nano/etc/resolv.conf”
lalu enter
2.3.13 Pada bagian domain dan
search isi sesuai dengan nama domain dan nameserver masukan sesuai denga Ip Address.
2.3.14 Ketikan “service bind9 restart”
2.3.15 Hasil Tes
●
Tes pada Ip
●
Tes pada nama domain
2.4
Hasil dan pembahasan
|
Langkah |
Deskripsi |
Keterangan |
|
Mengaktifkan sistem operasi Linux Debian pada VMware |
Persiapan awal, iso sebagai sumber instalasi |
|
Login dengan root dan password yang telah dibuat. |
Login dibutuhkan untuk proses instalasi dan konfigurasi. |
|
ketik “apt-get install bind9” |
Bind9 menyediakan
layanan DNS server untuk konfigurasi DNS. |
|
ketik “apt-get install dnsutils” |
Digunakan untuk melakukan pengujian DNS. |
|
Ketik “cd/etc/bind” lalu ketik “ls”. |
file konfigurasi DNS BIND menjadi lokasi utama pengelolaan
DNS. |
|
ketik “mkdir db.domain” |
Direktori untuk menyimpan file zona untuk record DNS. |
|
2.3.8 Ketik “nano
named.conf” lalu isi untuk file forward dan reverse |
File pusat konfigurasi BIND. |
|
Menyediakan template untuk file zona. |
Perlu disesuaikan dengan domain dan IP. |
|
Ketikan “nano db.domain” lalu enter |
Mengisi record A (alamat IP untuk domain) |
|
2.3.12 Ketikan “nano
db.192” lalu enter. |
Mengisi record PTR (reverse lookup). |
|
Ketik “nano/etc/resolv.conf” lalu enter. |
Menentukan domain dan nameserver yang digunakan |
|
Pada
bagian domain dan search isi sesuai dengan nama domain dan nameserver masukan
sesuai denga Ip Address. Ketikan “service
bind9 restart” |
Mengaktifkan ulang layanan DNS setelah konfigurasi. |
|
Menggunakan
nslookup atau dig |
untuk memeriksa IP |
|
Tes pada
nama domain |
Memeriksa apakah domain mengarah ke IP yang benar |
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil konfigurasi dan
pengujian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa file named.conf
berperan krusial sebagai pusat dari sistem konfigurasi DNS server yang
menggunakan BIND di Debian 10. File ini menginstruksikan sistem untuk mengakses
file konfigurasi tambahan, seperti named.conf.options,
named.conf.local, dan named.conf.default-zones, yang
masing-masing mengatur parameter global, zona lokal, dan zona default.
Pemanfaatan Debian 10 di dalam lingkungan virtual dengan VMware tidak mengganggu
kinerja DNS server asalkan konfigurasi jaringan dilakukan dengan tepat.
3.2
Saran
1. Sebaiknya pengguna memahami
struktur file konfigurasi BIND sebelum melakukan perubahan agar tidak terjadi
kesalahan konfigurasi.
2. Selalu lakukan backup file konfigurasi
sebelum mengedit named.conf untuk menghindari risiko kerusakan sistem jika
terjadi kesalahan.
3. Setelah konfigurasi selesai,
lakukan pengecekan status dan log dari BIND9 untuk memastikan tidak ada
kesalahan sintaks.
DAFTAR
PUSTAKA
Debian Project.
(2019). Debian GNU/Linux 10 — Buster
Release Information.
Diakses dari: https://www.debian.org/releases/buster/
VMware, Inc.
(2023). Using VMware Workstation Pro.
Diakses dari: https://www.vmware.com/support/ws55/doc/
Linux
Foundation. (2022). Linux Essentials.
Diakses dari: https://linuxfoundation.org/
Community Debian
Wiki. (2023). Debian Installation Guide
(Buster).
Diakses dari: https://wiki.debian.org/DebianInstaller
Internet Systems
Consortium. (2023). BIND 9 Administrator Reference Manual.
Diakses dari: https://www.isc.org/bind/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar