Selasa, 10 Juni 2025

PRAKTIKUM SESEDERHANA: KONFIGURASI DNS SERVER PADA DEBIAN 10 DENGAN BIND9

 

Disusun Oleh:

1.    Arya Bagus Adipranata

(24051204044)

2.    Rosma Ibrahim

(24051204048)

3.    Bagus Sinar Saputra

(24051204056)

4.    Qanitah Khaula Artyana

(24051204062)

5.    Dhabit Hadi Dwitama

(24051204064)

6.    Muhammad Zikri Kurniawan

(24051204066)

7.    Dzikrillah Rachmah Az Zahra

(24051204067)

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam dunia jaringan komputer, Domain Name System (DNS) adalah elemen penting yang memungkinkan pengguna untuk mengakses alamat situs atau layanan jaringan dengan nama domain yang mudah diingat, tanpa harus mengetahui alamat IP-nya secara langsung. DNS berfungsi seperti buku telepon internet, yang mengubah nama domain menjadi alamat IP dan sebaliknya, sehingga membuat komunikasi dalam jaringan lebih efisien dan ramah pengguna.

 Penggunaan server DNS sangat krusial, terutama dalam jaringan lokal dan juga global. Salah satu aplikasi server DNS yang populer adalah BIND9 (Berkeley Internet Name Domain versi 9), yang bersifat open-source dan mendukung berbagai macam konfigurasi zona. Sementara itu, Debian 10 sebagai sistem operasi Linux yang stabil sering digunakan sebagai server, menjadikannya pilihan yang ideal untuk praktik konfigurasi jaringan.

Konfigurasi server DNS dilakukan menggunakan BIND9 pada system operasi Debian 10 melalui praktikum sederhana ini. Praktik ini bertujuan untuk memberikan pemahaman fundamental mengenai mekanisme DNS, struktur file konfigurasi, serta cara mengelola zona domain dan domain terbalik. Praktikum ini diharapkan dapat berfungsi sebagai langkah awal dalam memahami layanan jaringan yang lebih kompleks dan menjadi fondasi bagi kemampuan administrasi jaringan di masa depan.

1.2  Rumusan Masalah

  1. Bagaimana cara menginstal dan mengonfigurasi DNS server menggunakan BIND9 pada sistem operasi Debian 10?
  2. Bagaimana cara membuat konfigurasi zona domain (forward) dan zona reverse agar DNS server dapat berjalan dengan benar?
  3. Apa saja kendala umum yang dapat terjadi dalam proses konfigurasi DNS server dan bagaimana solusi penanganannya?

1.3  Tujuan Laporan

  1. Menjelaskan langkah-langkah instalasi dan konfigurasi DNS server menggunakan BIND9 pada Debian 10.
  2. Memberikan pemahaman tentang fungsi serta cara kerja DNS server dalam jaringan lokal.
  3. Melatih kemampuan praktik dalam mengelola layanan jaringan, khususnya dalam konfigurasi domain name system (DNS).

1.4  Manfaat Penulisan

  1. Memotivasi penguasaan pemanfaatan sistem operasi Debian sebagai server jaringan.
  2. Membangun pemahaman yang mendalam tentang konsep kerja DNS, baik dari segi teori maupun praktik.
  3. Menjadi landasan bagi penerapan konfigurasi layanan jaringan tingkat lanjut di masa yang akan datang, seperti server web atau server email.

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 DNS (Domain Name System)

 Domain Name System (DNS) adalah alat yang dapat mengubah nama domain seperti www.example.com menjadi alamat IP numerik yang dapat dikenali komputer, seperti 192.168.1.1. Jika DNS tidak ada, pengguna harus mengingat alamat IP setiap situs yang ingin mereka akses. DNS memainkan peran penting dalam membantu perangkat berkomunikasi satu sama lain dalam jaringan, terutama dalam skala besar seperti internet.

DNS berfungsi sebagai "buku telepon" internet, menggabungkan nama domain dengan alamat IP. Ketika pengguna mengetikkan nama domain di browser, permintaan dikirim ke server DNS, yang mencari data alamat IP yang sesuai dan mengarahkan pengguna ke server yang dimaksud. Beberapa jenis server DNS, seperti recursive resolver, root server, dan authoritative name server, terlibat dalam proses ini.

2.1.2 Sistem Operasi Debian

Debian merupakan distribusi Linux yang gratis dan open source, terkenal karena stabilitas dan keamanannya. Debian kerap dipakai sebagai sistem operasi untuk server karena kemampuannya dalam mengelola beragam layanan dengan baik.

Debian menyediakan manajemen paket yang efektif melalui APT, membuat proses instalasi dan pembaruan perangkat lunak menjadi lebih mudah. Dalam laporan ini, diterapkan Debian versi 10 (Buster), yang merupakan rilis stabil dengan dukungan jangka panjang (LTS) serta pembaruan keamanan yang teratur, sehingga ideal untuk kebutuhan server.

2.1.3 BIND9

BIND (Berkeley Internet Name Domain) merupakan salah satu perangkat lunak server DNS yang paling banyak dipakai di sistem operasi berbasis Unix/Linux, termasuk di Debian. Versi BIND9 adalah rilis stabil yang mendukung pengaturan DNS terkini, termasuk DNS dinamis, IPv6, dan keamanan DNSSEC. BIND9 memungkinkan pengguna untuk mengatur zona DNS baik secara lokal maupun melalui jaringan

2.1.4 DNSUTILS

DNSUTILS merupakan kumpulan utilitas dalam sistem operasi Debian yang menawarkan alat untuk memeriksa dan menguji konfigurasi DNS. Beberapa perintah utama yang ditawarkan oleh dnsutils adalah nslookup, dig, dan host, yang berfungsi untuk memeriksa apakah server DNS beroperasi dengan baik dan mampu mengonversi nama domain ke alamat IP (forward lookup) serta sebaliknya (reverse lookup). Paket ini sangat membantu dalam proses pemecahan masalah dan pengujian hasil konfigurasi DNS server.

2.1.4 Konfigurasi SSH Server

Konfigurasi DNS server adalah proses pengaturan server agar dapat menerjemahkan nama domain ke alamat IP dan sebaliknya. Dalam sistem operasi Debian, hal ini biasanya dilakukan menggunakan aplikasi BIND9. Proses konfigurasi meliputi penentuan zona forward dan reverse, pembuatan file zona, pengisian record A dan PTR, serta pengujian menggunakan perintah seperti nslookup. 

2.2 Alat Dan Bahan

Berikut alat dan bahan yang digunakan:

 2.2.1 Laptop dengan Spesifikasi:

      RAM: 8 GB

      Storage: 477 GB (SSD)

      Sistem Operasi: Windows 11

2.2.2 Debian 10.13.0 (Buster) 64-bit Netinst ISO

      Tipe: Image ISO untuk instalasi minimal

2.2.3 VM Ware 16 Pro

      Virtualisasi

Versi 16 ini mendukung berbagai fitur baru dan stabilitas untuk menjalankan virtual machine dengan berbagai sistem operasi, termasuk Debian.

2.3 Langkah - langkah 

Berikut adalah langkah-langkah konfigurasi SSH Server di Debian 10.13.0 pada VMware Workstation Pro 16:

2.3.1       Membuka VMware Workstation Pro 16



2.3.2       Nyalakan debian 10, klik “Power on this virtual machine”



2.3.3       Login dengan root dan password yang telah dibuat



2.3.4       Install bind9, ketik “apt-get install bind9”



2.3.5       Install dnsutils, ketik “apt-get install dnsutils”


2.3.6       Ketik “cd/etc/bind” lalu ketik “ls”



2.3.7       Lalu tambahkan folder domain, ketik “mkdir db.domain”

 


 

2.3.8       Ketik “nano named.conf” lalu isi untuk file forward dan reverse

 



 

2.3.9       Copy folder db.local, db. domain, db.127 dan db.192


 

 

2.3.10    Ketikan “nano db.domain” lalu enter

 


2.3.11    Lalu ubah pada bagian AAA

 



 

Menjadi

 



 

2.3.12    Ketikan “nano db.192” lalu enter




 

2.3.11    Tambahkan 1 baris PTR

 


 

2.3.12     Ketik “nano/etc/resolv.conf” lalu enter

 



2.3.13    Pada bagian domain dan search isi sesuai dengan nama domain dan nameserver masukan sesuai denga Ip Address.

 



 

2.3.14    Ketikan “service bind9 restart”

 



 

2.3.15    Hasil Tes

      Tes pada Ip



      Tes pada nama domain



 

2.4 Hasil dan pembahasan

Langkah

Deskripsi

Keterangan

  1. Menyalakan mesin virtual Debian 10

Mengaktifkan sistem operasi Linux Debian pada VMware

Persiapan awal, iso sebagai sumber instalasi

  1. Login sebagai root

Login dengan root dan password yang telah dibuat.

Login dibutuhkan untuk proses instalasi dan konfigurasi.

  1. Install bind9

ketik “apt-get install bind9”

Bind9  menyediakan layanan DNS server untuk konfigurasi DNS.

  1. Install dnsutils

ketik “apt-get install dnsutils”

Digunakan untuk melakukan pengujian DNS.

  1. Masuk ke direktori konfigurasi /etc/bind

Ketik “cd/etc/bind” lalu ketik “ls”.

file konfigurasi DNS BIND menjadi lokasi utama pengelolaan DNS.

  1. Menambahkan folder domain.

ketik “mkdir db.domain”

Direktori untuk menyimpan file zona untuk record DNS.

  1. Mengedit file named.conf

2.3.8    Ketik “nano named.conf” lalu isi untuk file forward dan reverse

File pusat konfigurasi BIND.

  1. Menyalin file db.local, db.domain, db.127, db.192

Menyediakan template untuk file zona.

Perlu disesuaikan dengan domain dan IP.

  1. Mengedit db.domain

Ketikan “nano db.domain” lalu enter

Mengisi record A (alamat IP untuk domain)

  1. Mengedit db.192

2.3.12  Ketikan “nano db.192” lalu enter.

Mengisi record PTR (reverse lookup).

  1. Mengedit file /etc/resolv.conf

Ketik “nano/etc/resolv.conf” lalu enter.

Menentukan domain dan nameserver yang digunakan

  1. Merestart layanan bind9

Pada bagian domain dan search isi sesuai dengan nama domain dan nameserver masukan sesuai denga Ip Address. Ketikan “service bind9 restart”

Mengaktifkan ulang layanan DNS setelah konfigurasi.

  1. Pengujian dengan IP

Menggunakan nslookup atau dig

untuk memeriksa IP

  1. Pengujian dengan domain

Tes pada nama domain

Memeriksa apakah domain mengarah ke IP yang benar

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil konfigurasi dan pengujian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa file named.conf berperan krusial sebagai pusat dari sistem konfigurasi DNS server yang menggunakan BIND di Debian 10. File ini menginstruksikan sistem untuk mengakses file konfigurasi tambahan, seperti named.conf.options, named.conf.local, dan named.conf.default-zones, yang masing-masing mengatur parameter global, zona lokal, dan zona default. Pemanfaatan Debian 10 di dalam lingkungan virtual dengan VMware tidak mengganggu kinerja DNS server asalkan konfigurasi jaringan dilakukan dengan tepat.

3.2 Saran

1. Sebaiknya pengguna memahami struktur file konfigurasi BIND sebelum melakukan perubahan agar tidak terjadi kesalahan konfigurasi.

2. Selalu lakukan backup file konfigurasi sebelum mengedit named.conf untuk menghindari risiko kerusakan sistem jika terjadi kesalahan.

3. Setelah konfigurasi selesai, lakukan pengecekan status dan log dari BIND9 untuk memastikan tidak ada kesalahan sintaks.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Debian Project. (2019). Debian GNU/Linux 10 — Buster Release Information.

Diakses dari: https://www.debian.org/releases/buster/

VMware, Inc. (2023). Using VMware Workstation Pro.

Diakses dari: https://www.vmware.com/support/ws55/doc/

Linux Foundation. (2022). Linux Essentials. Diakses dari: https://linuxfoundation.org/

Community Debian Wiki. (2023). Debian Installation Guide (Buster).

Diakses dari: https://wiki.debian.org/DebianInstaller

Internet Systems Consortium. (2023). BIND 9 Administrator Reference Manual.

Diakses dari: https://www.isc.org/bind/

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar