KLASIFIKASI
DAN MANFAAT RAID
(REDUNDANT ARRAY OF
INEXPENSIVE DISKS)
RAID (Redundant Array of Independent Disks) adalah sebuah teknologi penyimpanan yang menggunakan
kombinasi beberapa hard drive menjadi satu kesatuan unit yang bertujuan
meningkatkan performa data dan redundansinya. bukan itu saja, RAID juga akan
meningkatkan kapasitas penyimpanan menjadi lebih besar dan meningkatkan
keamanan data yang tersimpan.
RAID dimaksudkan untuk mengatasi kebutuhan memiliki kapasitas penyimpanan berlimpah dengan menggabungkan beberapa disk. Kemampuan untuk mirror satu disk ke disk lain memungkinkan pengguna mendapatkan sistem toleran kesalahan yang sangat mendasar dengan RAID. Mirror disk menyediakan salinan persis dari cermin satu. Jika satu disk gagal, data yang terkandung di dalamnya dapat dibangun kembali berdasarkan salinan disimpan di mirror disk.
RAID dimaksudkan untuk mengatasi kebutuhan memiliki kapasitas penyimpanan berlimpah dengan menggabungkan beberapa disk. Kemampuan untuk mirror satu disk ke disk lain memungkinkan pengguna mendapatkan sistem toleran kesalahan yang sangat mendasar dengan RAID. Mirror disk menyediakan salinan persis dari cermin satu. Jika satu disk gagal, data yang terkandung di dalamnya dapat dibangun kembali berdasarkan salinan disimpan di mirror disk.
Penggunaan Hamming-code
parity memberikan kesalahan sistem toleran mirip dengan mirroring dengan lebih bermanfaat kapasitas secara agregat. Parity membutuhkan lebih sedikit ruang per sepotong data, namun memiliki kemampuan
untuk merekonstruksi data tidak ada Parity Data dapat disimpan dalam satu disk atau dapat didistribusikan ke banyak disk untuk kinerja menulis yang lebih baik. Peningkatan kesalahan level toleran dapat dicapai dengan
menyimpan Parity
Data dua kali lipat
yang memungkinkan sistem
membangun
kembali data jika terjadi dua
disk gagal di waktu yang sama.
1. Metode penyimpanan RAID
1.
STRIPING
Striping adalah teknik pemisahan data ke dalam blok-blok tertentu. Cara
penyimpanan ini dapat meningkatkan performa karena memungkinkan sekumpulan data
dibaca dari beberapa hard disk secara bersamaan. Akan tetapi bila satu hard
disk mengalami kegagalan, maka keseluruhan hard disk akan mengalami kegagalan.
2. MIRRORING
Mirroring adalah teknik penyimpanan di mana isi hard disk pertama disalin ke
hard disk kedua. Penempatan data seperti ini mempengaruhi toleransi kesalahan
dan performa. Teknik mirroring dapat meningkatkan proses pembacaan data
mengingat sistem yang menggunakannya mampu membaca data dari dua disk atau
lebih. Tapi saat digunakan untuk menulis, kinerjanya akan lebih buruk karena
data yang sama akan dituliskan pada beberapa hard disk yang tergabung di dalam
susunan RAID.
3. PARITY
Parity adalah teknik penyimpanan yang menggunakan metode striping dan
cheksum. Parity data di RAID digunakan untuk memeriksa kesalahan pada hard disk
dan mendapatkan redundansi data. Jika ada hard disk yang rusak, secara otomatis
RAID akan melakukan rekonstruksi data pada hard disk yang baru. Metode ini pada
umumnya akan menurunkan kinerja sistem karena data harus dibaca dari beberapa
tempat dan harus dibandingkan dengan checksum yang ada. Seluruh tipe RAID yang
ada didasarkan pada teknik striping, mirroring, dan parity di atas, atau
kombinasinya.
Kebutuhan teknik RAID
muncul akibat perkembangan kebutuhan penyimpanan data yang lebih cepat
dibandingkan dengan perkembangan kapasitas sebuah hard disk. Terlebih lagi di
lingkungan data center, kebutuhan kapasitas untuk menyimpan data bisa mencapai
ribuan kali lipat lebih banyak dari kapasitas satu buah hard disk. Di tahun
2007, IDC memperkirakan pertumbuhan informasi mengalami peningkatan lebih pesat
dibandingkan kapasitas penyimpanan tersedia.
2. Klasifikasi RAID
Pada awalnya, tujuan RAID adalah menyatukan beberapa hard disk untuk memperoleh sebuah hard disk virtual yang memiliki kapasitas setara dengan total jumlah kapasitas seluruh hard disk yang digabung.
Tingkatan RAID pada dasarnya
merupakan cara / teknik konfigurasi hard drive. Setiap level memiliki kelebihan
dan kekurangan. Ada yang unggul di sisi ruang /storage tetapi lemah di sisi
keamanan datanya, ada yang unggul di sisi keamanan namun lemah kinerjanya, dsb.
Pada dasarnya tidak ada yang “terbaik” untuk RAID. Masing-masing dari level
berikut bisa dikatakan “terbaik” tergantung dengan situasinya. Jadi terserah
kebijaksanaan kita untuk menentukan.
A.
RAID
0
RAID 0 Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal
2 harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk.
Sehingga secara logikal hanya “terlihat” sebuah harddisk dengan kapasitas yang
besar (jumlah kapasitas keseluruhan hard disk).
Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat
besar dari beberapa harddisk dengan biaya yang efisien. Data yang ditulis pada
harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen. Dimana
fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh harddisk. Sehingga, jika salah satu
harddisk mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat dibaca sama sekali.
Dengan RAID 0, kita menggunakan dua / lebih hard disk yang bertindak seolah-olah merekasatu hard disk. RAID 0 diibaratkan "0" perkindungan. Bahkan karena kita menggunakan dua hard disk maka kita memiliki dua kali risiko kehilangan data. Karena bila salah satu drive mengalami error, maka kita terancam kehilangan data.
Dengan RAID 0, kita menggunakan dua / lebih hard disk yang bertindak seolah-olah merekasatu hard disk. RAID 0 diibaratkan "0" perkindungan. Bahkan karena kita menggunakan dua hard disk maka kita memiliki dua kali risiko kehilangan data. Karena bila salah satu drive mengalami error, maka kita terancam kehilangan data.
Misalkan kebutuhan ruang hard disk sebesar 12 TB (Terabytes) bisa dipenuhi
dengan cara menggabungkan tiga buah hard disk dengan kapasitas masing-masing 4
TB.
RAID 0 memberikan keuntungan pemanfaatan kapasitas hard disk maksimal dan
data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca
sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di
harddisk lainnya.
RAID 0 juga memiliki kelemahan yaitu Jika terjadi kerusakan pada RAID 0,
maka data tidak dapat
diselamatkan karena tidak ada salinannya.
Raid 0
lebih pas digunakan oleh orang-orang yang mengutamakan ruang tetapi tidak
peduli tentu akan kehilangan data mereka. Jadi di kondisi apa kita menggunakan
RAID 0? Salah satu contohnya adalah sebagai server backup yang murah.
Katakanlah kita punya banyak harddisk lama yang sudah tidak dipakai lagi,
kemudian ingin membuat cadangan/backup data tetapi harddisk tua kita tidak
cukup besar untuk pekerjaan itu. Maka kita bisa tempatkan semua hard disk yang
ada untuk membentuk array RAID 0 dan menggabungkan kapasitas hardisk yang sudah
ada. Tetapi pastikan data-data yang masuk ke server ini adalah hanya untuk
tujuan backup/cadangan.
B.
RAID
1
Biasa disebut dengan modus mirroring.
Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menyalin isi sebuah harddisk
ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik,
maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya.
Contoh:
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
RAID
1 memiliki keuntungan yaitu dari sisi penyelamatan data disaat terjadi
kerusakan.
RAID 1
juga memiliki kelemahan yaitu menyebabkan kapasitas yang dapat digunakan hanya
setengah dari kapasitas total seluruh hard disk.
RAID 1 memakan ruang/space hard disk, tetapi lebih baik untuk
kecepatan dan redundansi. Ini jadi pilihan yang baik untuk menjalankan sistem
operasi. Server pada umumnya memiliki dua level RAID. RAID 1 yang berisi sistem
operasi saja dan RAID tingkat kedua (biasanya RAID 5) untuk
penyimpanan/storage.
C.
RAID
2
RAID 2, juga menggunakan sistem stripping.
Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti , sehingga data menjadi lebih
reliable. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5
(n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming
code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.
Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.
D.
RAID
3
RAID 3, juga menggunakan
sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk reliability, namun
hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah
harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir
digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada
di harddisk lainnya.
Contoh kasus:
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya.
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya.
E.
RAID 4
Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk,
bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
Hubungan antara RAID 2,
RAID 3, dan RAID 4.
Teknik RAID 2, RAID 3, dan RAID 4 menggunakan salah satu hard disk sebagai penyimpan
menurut aturan Hamming code. Data parity tersebut dapat digunakan untuk
error-correcting disk dalam rangkaian RAID yang mengalami kerusakan. Ketiga
teknik ini hanya menggunakan satu hard disk saja sebagai hard disk sehingga kapasitas
yang bisa digunakan bisa lebih dari setengah total kapasitas hard disk. Misalkan
empat buah hard disk masing-masing 1 TB
disusun dengan teknik RAID 3, maka satu hard disk berperan sebagai parity disk sebesar 1 TB dan
tiga hard disk digunakan untuk menyimpan
data dengan kapasitas total 3 TB.
Dibandingkan dengan RAID 0 dan RAID 1, maka RAID 2, RAID 3 dan RAID 4 memberikan
keuntungan dari dua sisi, yaitu pemanfaatan kapasitas dan penyelamatan data. Pada RAID 2, penulisan parity dilakukan untuk
setiap bit data yang ditulis. Sementara pada RAID 3 data parity ditulis untuk setiap
byte data. RAID 4 menuliskan data parity untuk setiap blok data. Ketiga teknik
tersebut menyimpan data parity pada satu harddisk tertentu.
F. RAID 5
RAID 5 adalah tingkat
atau level yang paling populer digunakan di server saat ini. Dengan RAID 5 kita
bisa memiliki performa dan efisiensi penggunaan ruang. Dalam RAID 5 redundansi
didistribusikan di antara semua drive. Jumlah minimum dari drive yang dapat
digunakan pada RAID 5 adalah tiga.Teknik RAID 5 diperkenalkan sebagai teknik dengan penggunaan data parity
terdistribusi, artinya data parity tidak lagi terkumpul di satu hard disk namun tersebar di seluruh hard
disk dalam susunan RAID, tidak seperti
RAID 4 yang parity datanya disimpan di satu hard disk yang sama.
Keuntungan dengan teknik RAID 5 ini adalah masing-masing hard disk dalam blok yang berbeda bergantian peran sebagai parity disk bagi hard disk lainnya. Sehingga beban penulisan data parity, yang menentukan kinerja total, terbagi rata ke semua hard disk. Kapasitas maksimal yang bisa digunakan pada teknik RAID 5 sama dengan RAID 4.
Keuntungan dengan teknik RAID 5 ini adalah masing-masing hard disk dalam blok yang berbeda bergantian peran sebagai parity disk bagi hard disk lainnya. Sehingga beban penulisan data parity, yang menentukan kinerja total, terbagi rata ke semua hard disk. Kapasitas maksimal yang bisa digunakan pada teknik RAID 5 sama dengan RAID 4.
RAID 5 juga memiliki kelebihan yaitu Efisiensi penggunaan kombinasi harddisk dan toleransi kesalahan yaitu jika salah satu hard disk down/error maka data tetap aman. Sedangkan kekurangan dari RAID 5 adalah kecepatan RAID 5 tidak secepat RAID 0 atau 1 dan jika lebih dari satu hard disk mengalami error, maka data terancam hilang.
RAID 5 adalah pilihan terbaik untuk data storage,
karena efisien dalam penggunaan ruang dan menyediakan redundansi data.
Misalkan empat hard disk berkapasitas
masing-masing 2 TB disusun dengan teknik RAID 5, maka kapasitas yang bisa
digunakan sebesar 6 TB sedangkan yang 2 TB digunakan untuk menyimpan data
parity.
G. RAID 6
RAID
level 6 disebut juga redundansi P+Q, seperti RAID level 5, tetapi menyimpan
informasi redundan tambahan untuk mengantisipasi kegagalan dari beberapa disk
sekaligus. RAID level 6 melakukan dua perhitungan paritas yang berbeda,
kemudian disimpan di dalam blok-blok yang terpisah pada disk-disk yang berbeda.
Jadi, jika disk data yang digunakan sebanyak n buah disk, maka jumlah disk yang
dibutuhkan untuk RAID level 6 ini adalah n+2 disk.
Keuntungan dari RAID level 6
ini adalah kehandalan data yang sangat tinggi, karena untuk menyebabkan data
hilang, kegagalan harus terjadi pada tiga buah disk dalam interval rata-rata
untuk perbaikan data (Mean Time To Repair atau MTTR).
Kerugiannya yaitu penalti
waktu pada saat penulisan data, karena setiap penulisan yang dilakukan akan
mempengaruhi dua buah paritas blok.
RAID
6 baik digunakan untuk media storage. Sebab pada dasarnya RAID 6 sama dengan
RAID 5 dengan keamanan data yang lebih baik. Namun akibatnya, kita akan
kehilangan sekitar 40% dari ruang gabungan total.
Misalnya jika sebuah harddisk
mengalami kerusakan, saat proses pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan
lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan
tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.
Keberadaan dua data parity memungkinkan penyelamatan data dalam kejadian kerusakan
dua hard disk bersamaan.
Kapasitas maksimal adalah total kapasitas seluruh hard disk dikurangi dua
kali data parity. Misalkan enam hard disk berukuran 500 GB disusun dengan
teknik RAID 6, maka kapasitas yang tersedia adalah 3 TB dengan 1 TB digunakan
untuk menyimpan data parity.
Ketujuh teknik RAID di
atas masih dapat dikombinasikan dalam implementasinya. Proses kombinasi teknik
RAID tersebut disebut sebagai hybrid RAID. Misalkan kombinasi dari RAID 0 dan
RAID 1 atau yang dikenal sebagai RAID 0+1, adalah teknik penggabungan RAID 0
diikuti dengan teknik penyalinan pada RAID 1. Dari empat buah hard disk A, B, C
dan D, hard disk A dan B digabung sebagai hard disk AB dengan teknik RAID 0
kemudian hard disk C dan D digabung untuk menyalin isi hard disk AB tersebut.
Raid Z2 hampir identik dengan Raid Z dan mirip dengan RAID 6. Dalam RAID Z2, meski dua hard disk bisa down di waktu bersamaan namun data akan tetap aman dan mudah diakses. Sama seperti RAID Z, RAID Z2 jauh lebih unggul dengan RAID 6 karena di dalamnya terdapat banyak fitur lainnya. Jumlah minimum drive untuk menggunakan RAID Z2 adalah empat.
H.
RAID
Z
Raid Z dan RAID Z2 adalah
penemuan Sun Micro System. RAID Z memiliki semua manfaat dari RAID 5 dan fitur
lainnya yang membuatnya jauh lebih unggul. Seperti dengan RAID 5, RAID Z dapat
mendukung sejumlah hard disk yang bekerja sama dan satu disk untuk redudansi.
Jumlah minimum dari hard disk adalah tiga dan hanya satu yang bisa down pada
suatu waktu. Jika lebih dari satu hard disk rusak pada saat yang sama, maka
kita beresiko kehilangan data.
Kelebihan dari RAID Z adalah
Memiliki semua kelebihan dari RAID 5 dan fitur lainnya. Dan Kelemahan dari RAID Z adalah Hanya dapat
digunakan dengan OS berbasis Open Solaris seperti Nexenta dan atau sistem
berbasis BSD seperti FreeBSD.
RAID Z adalah level RAID terbaik
untuk penyimpanan/storage. Pada dasarnya RAID Z melengkapi hampir semua
kekurangan dari RAID tingkat sebelumnya dan menambahkan banyak fitur baru.
Namun hanya bisa digunakan dengan sistem berbasis Solaris dan BSD. RAID Z
sangat baik untuk digunakan dalam NAS / lainnya untuk penyimpanan data berskala
besar.
I.
RAID Z2
Raid Z2 hampir identik dengan Raid Z dan mirip dengan RAID 6. Dalam RAID Z2, meski dua hard disk bisa down di waktu bersamaan namun data akan tetap aman dan mudah diakses. Sama seperti RAID Z, RAID Z2 jauh lebih unggul dengan RAID 6 karena di dalamnya terdapat banyak fitur lainnya. Jumlah minimum drive untuk menggunakan RAID Z2 adalah empat.
Keuntungan:
- Data lebih aman meski dua drive bisa down pada saat yang sama bukan hanya satu.
- Memiliki semua manfaat dari RAID Z.
Kekurangan:
- Dua hard disk digunakan untuk paritas, sehingga ukuran jumlah gabungan space sangat terbatas.
- Hanya dapat digunakan dengan OS berbasis Open Solaris seperti Nexenta dan atau sistem berbasis BSD seperti FreeBSD.
Sama seperti RAID Z tetapi dilengkapi dengan tambahan
tingkat keamanan. Tidak untuk digunakan jika butuh space yang besar.
J.
RAID
level 0+1 dan 1+0
RAID level 0+1 dan 1+0 ini merupakan kombinasi dari RAID
level 0 dan 1. RAID level 0 memiliki kinerja yang baik, sedangkan RAID level 1
memiliki kehandalan. Namun, dalam kenyataannya kedua hal ini sama pentingnya.
Dalam RAID 0+1, sekumpulan disk di-strip, kemudian strip tersebut di-mirror ke
disk-disk yang lain, menghasilkan strip-strip data yang sama.
Kombinasi lainnya yaitu RAID 1+0, di mana disk-disk di-mirror secara
berpasangan, dan kemudian hasil pasangan mirrornya di-strip. RAID 1+0 ini
mempunyai keuntungan lebih dibandingkan dengan RAID 0+1. Sebagai contoh, jika
sebuah disk gagal pada RAID 0+1, seluruh strip-nya tidak dapat diakses, hanya
sebagian strip saja yang dapat diakses, sedangkan pada RAID 1+0, disk yang
gagal tersebut tidak dapat diakses, tetapi pasangan mirror-nya masih dapat
diakses, yaitu disk-disk selain dari disk yang gagal.
PERBANDINGAN LEVEL RAID
Oleh:
NAMA : FITRAH AMALIAH
Daftar Pustaka
- http://mata-cyber.blogspot.com/2014/07/pengertian-lengkap-dan-level-raid-penyimpanan-memori.html
- Buku : William Stallings - Computer Organization and Architecture Designing for Performance (8th Edition)
- Buku : Microsoft-Word-10-Klasifikasi-dan-Manfaat-RAID-to-p2m_agus_
- https://www.prepressure.com/library/technology/raid
- https://mebiso.com/mengenal-komponen-server-tipe-raid-dan-tingkatannya/
- https://www.indosecuritysystem.com/read/news/2017/03/14/2201/mengenal-raid-lebih-dalam
- https://en.wikipedia.org/wiki/Standard_RAID_levels#/media/File:RAID2_arch.svg
Oleh:
NAMA : FITRAH AMALIAH
NIM : 18051204007
PRODI : S1 TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar